Bisnis.com, DENPASAR - Pembiayaan ke sektor investasi pada Desember 2024 tercatat Rp5,51 Triliun atau tumbuh 18,47% (YoY) pada Desember 2024.
Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, menjelaskan pertumbuhan investasi di Bali seiring dengan pulihnya aktivitas ekonomi sepanjang 2024.
Hal itu mendorong kepercayaan masyarakat dan investor terhadap perekonomian Bali yang bergeliat bangkit pasca pandemi Covid-19.
"Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali," tutur Puji dalam keterangan resminya, Senin (17/2/2025).
OJK terus mendorong tumbuhnya pembiayaan investasi di Bali agar berdampak luas terhadap ekonomi di Pulau Dewata.
Puji menyebut OJK akan terus mendukung industri perbankan melalui langkah kebijakan yang diperlukan sehingga dapat terus bertumbuh berkelanjutan, namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko.
Baca Juga
Pertumbuhan kredit investasi di Bali selaras dengan realisasi investasi Pulau Dewata pada 2024. Bali masuk lima besar dengan daerah pertumbuhan realisasi investasi tertinggi di Indonesia.
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), hingga Desember 2024 Penanaman Modal Asing (PMA) di Bali tumbuh 225% (YoY) atau Rp16,2 triliun.
Sementara itu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Bali mencapai Rp3,15 triliun, dengan 892 proyek.
Sementara itu, berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,50% kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 5,99% (Desember 2023: 7,87% YoY).
Secara umum data sektor perbankan di Provinsi Bali posisi Desember 2024 menunjukkan penyaluran kredit maupun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan yang semakin membaik dari periode sebelumnya.
Penyaluran kredit mencapai Rp112,31 triliun atau tumbuh 6,81% (YoY) lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 6,10% (YoY) (November 2024: 6,87% YoY).
Penghimpunan DPK mencapai Rp189,75 triliun dan melanjutkan catatan double digit growth yaitu 13,85% (YoY), walaupun tumbuh melandai dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 18,13% (YoY).
Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK dibandingkan Desember 2023 ditopang oleh kenaikan nominal tabungan sebesar Rp12,84 triliun.
Fungsi intermediasi yang positif tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) posisi Desember 2024 sebesar 59,19%.
Kualitas kredit perbankan di Bali tetap terjaga terlihat dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 2,94%, sedikit membaik dibandingkan Desember 2023 yang sebesar 2,95%.
Sementara itu NPL net berada di posisi 2,04%, atau lebih baik dibandingkan November 2024 yang sebesar 2,24%.