Bisnis.com, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia melalui Komando Distrik Militer 1617/Jembrana mengerahkan 80 prajurit untuk membantu mencari korban KMP Tunu Pratama Jaya yang dilaporkan tenggelam di titik tengah jalur pelayaran Ketapang-Gilimanuk di Selat Bali.
Komandan Kodim 1617/Jembrana Letkol Inf M Adriansyah dalam keterangan di Denpasar, Kamis, mengatakan pihaknya telah mengerahkan personel untuk bersinergi dengan Basarnas dan Satpolairud Jembrana guna mempercepat proses evakuasi korban.
“Saya sudah perintahkan para babinsa untuk menyisir sepanjang garis pantai, khususnya di wilayah-wilayah yang diperkirakan menjadi lokasi korban terbawa arus,” ujarnya.
Dalam upaya tanggap darurat ini, Kodim 1617/Jembrana menurunkan 80 prajurit tersebar di sejumlah titik pesisir.
“Kami berharap korban lainnya segera ditemukan dalam keadaan selamat. Semua stakeholder (pemangku kepentingan) sudah berjuang maksimal dan Kodim 1617/Jembrana akan terus siap mendukung hingga operasi SAR dinyatakan selesai,” katanya.
Menanggapi musibah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali pada Rabu (2/7) malam, Kodam IX/Udayana menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa yang mendalam kepada para korban dan keluarga yang terdampak.
Baca Juga
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IX/Udayana Kolonel Inf Candra mengatakan Kodam IX/Udayana melalui Kodim 1617/Jembrana telah mengambil langkah cepat bersinergi dengan pemangku kepentingan lainnya setelah mendapatkan informasi tentang tenggelamnya kapal tersebut.
“Kami mengapresiasi sinergi dan kekompakan seluruh pihak, baik dari TNI, Polri, instansi pemerintah daerah, maupun relawan yang telah bekerja tanpa kenal lelah. Operasi SAR masih terus berlangsung dan kami berkomitmen akan terus mendukung penuh upaya penyelamatan hingga seluruh korban ditemukan," ujar dia.
Dia mengatakan musibah itu menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem di jalur pelayaran padat, seperti di Selat Bali.
Cuaca ekstrem dan gelombang besar yang melanda kawasan Selat Bali menyebabkan KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada Rabu (2/7), sekitar pukul 23.00 WIB.
Informasi awal dari lapangan menyebutkan kapal tersebut diduga mengalami kebocoran di bagian kamar mesin.
Kapal itu berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada pukul 22.56 WIB dengan tujuan Pelabuhan Gilimanuk, membawa 53 penumpang, 12 kru kapal, dan 22 kendaraan.
Kepala Pos Basarnas Banyuwangi Wahyu Setiabudi menjelaskan sekitar pukul 23.20 WIB kapal mengalami insiden dan hanya berselang 15 menit kemudian, pukul 23.35 WIB, KMP Tunu Pratama Jaya telah tenggelam.
Hingga saat ini, tercatat 29 orang ditemukan selamat, sedangkan empat orang meninggal dunia, dan sisanya masih dalam pencarian.