Bisnis.com, DENPASAR - Memasuki usia ke 62 Tahun Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali terus mencatatkan kinerja yang positif dan konsisten menjadi pendukung utama pembangunan Pulau Dewata melalui berbagai skema pembiayaan.
Capaian positif BPD Bali terlihat dari aset yang tumbuh setiap tahun. Hingga kuartal I/2024 aset BPD Bali tercatat Rp35,86 triliun atau tumbuh 14,53% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp31,31 triliun.
Direktur Utama BPD Bali, I Nyoman Sudharma menjelaskan peningkatan aset ditopang penempatan dana pihak ketiga (DPK) Rp30,69 triliun, atau naik 9,80% dibandingkan akhir 2023 senilai Rp27,95 triliun (YtD). Keseluruhan DPK terdiri dari giro Rp6,06 triliun, tabungan Rp15,23 triliun, dan deposito Rp9,40 triliun dengan rasio CASA sebesar 69,37%.
Penyaluran kredit juga tumbuh positif setiap tahun, pada 2023 BPD menyalurkan Rp21,15 triliun kredit atau tumbuh 5;39% jika dibandingkan penyaluran 2022 yang nilainya Rp20,06 triliun. Sepanjang 2023, komposisi kredit produktif mencapai 54,34% dari total portofolio kredit pada Desember 2023 atau meningkat dari Desember 2022 sebesar 52,52%. Besarnya komposisi kredit produktif ini membuktikan konsistensi BPD Bali untuk mendorong dunia usaha terus tumbuh.
Sudharma menjelaskan kinerja positif Bank BPD Bali hingga usia 62 tahun membuktikan kepercayaan masyarakat Bali terhadap bank ini masih terjaga sangat baik. “Capaian yang tercermin dari indikator keuangan ini memberi bukti bahwa Bank BPD Bali masih menjadi bank yang dipercaya oleh masyarakat Bali dalam berbagai aspek kegiatan sehari-hari,” jelas Sudharma dari keterangan resminya dikutip, Rabu (5/6/2024).
BPD Bali juga mencatatkan laba laba bersih Rp270,53 miliar (YoY). Capaian laba pada pada kuartal I/2024 tersebut tumbuh hingga 35,96% jika dibandingkan capaian laba bersih pada periode sama tahun 2023 yang senilai Rp198,98 miliar (YoY). Pada 2023, BPD Bali juga membagikan dividen Rp553,6 miliar dari laba bersih perusahaan Rp738 miliar di 2023. Jika melihat kinerja di awal tahun 2024 yang tumbuh positif, laba BPD Bali di 2024 diproyeksikan lebih besar dibanding 2023. Pembagian dividen ke pemegang saham diharapkan bisa mengakselerasi pembangunan Bali lebih optimal.
Baca Juga
Di Usianya yang semakin matang, Bank BPD Bali terus memperluas jangkauan pembiayaan, terutama untuk para pelaku UMKM melalui program KUR. Pada 2024, BPD Bali menargetkan bisa menyalurkan Rp1,8 triliun KUR ke pelaku UMKM. Target tersebut meningkat dari 2023 dimana BPD Bali berhasil menyalurkan Rp1,72 triliun dan di 2022 menyalurkan Rp1,3 triliun.
Selain konsisten menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), BPD Bali juga menyalurkan pembiayaan murah melalui program Kredit Kusuma atau Kredit Usaha Untuk Sejahtera, Unggul dan Maju, yang ditujukan bagi pelaku usaha yang sudah tidak bisa mengakses KUR.
Sudharma menyebut porsi kredit UMKM sudah mencapai 48% atau melampaui target dari Bank Indonesia untuk perbankan hingga Desember 2024 minimal sebesar 30%.
Sudharma juga menjelaskan BPD Bali menjaga kinerja dan kepercayaan publik melalui pengendalian NPL dengan baik. Hingga kuartal I/2024 NPL gross yang terjaga di angka 1,30%, Return of Asset (ROA) 3,75%, Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 64,39%, Loan to Deposit Ratio (LDR) 69,69%.
"Bank BPD Bali juga tetap berhasil menjaga tingkat permodalan sesuai ketentuan dari regulator dengan modal inti sebesar Rp3,79 triliun," ujar Sudharma.
Prestasi BPD Bali juga tercermin dari raihan berbagai penghargaan bergengsi, sepanjang kuartal I/2024 BPD Bali meraih penghargaan Bintang lima untuk ketiga kalinya secara berturut-turut dalam penyelenggaraan award yang diadakan oleh majalah Top Business. Dengan performa cemerlang dalam mengembangkan berbagai inovasi gemilang, Bank BPD Bali diganjar 3 (tiga) penghargaan sekaligus dalam acara TOP BUMD Awards 2024 yang bertempat di Hotel Rafles Jakarta.