Bisnis.com, TALIWANG — Petani rumput laut di Desa Labuhan Kertasari, Kecamatan Taliwang, Sumbawa Barat berharap harga rumput laut bisa naik agar taraf hidup petani meningkat.
Salah satu petani rumput laut yang ditemui Tim Jelajah Bisnis Indonesia, Saidi menjelaskan saat ini harga tumput laut masih fluktuatif, sehingga tidak memberikan kepastian kepada petani. Jika sedang murah, harganya Rp13.000—16.000 per kilogram, menurut Saidi harga ideal rumput laut tingkat petani adalah di atas Rp25.000.
"Kami berharap harga rumput laut bisa naik, agar kami sebagai petani bisa sejahtera," jelas Saidi kepada Bisnis, Jumat (20/7/2024).
Rumput laut di tingkat petani dibeli oleh pengepul, kemudian dikirim ke Surabaya. Di Desa Labuhan Kertasari luas area yang bisa jadi kawasan budidaya rumput laut mencapai 1.500 hektare. Sedangkan yang baru dimanfaatkan hanya 40%. Setiap petani mampu panen 20 ton—30 ton per bulan, tergantung dari luas area tanam.
Dari hasil rumput laut, warga sekitar bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya. Saidi menjelaskan belum ada pengolahan rumput laut lebih lanjut, jika ada investasi yang masuk maka akan berdampak positif terhadap pengembangan rumput laut di desanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Budidaya Dinas Perikanan Sumbawa Barat Ahlul Afwan menjelaskan bahwa pemerintah kabupaten (pemkab) membuka pintu bagi investor rumput laut. Menurutnya ada dua peluang yang bisa diambil investor di budidaya rumput laut dan pengolahan pasca panen.
Baca Juga
Potensi rumput laut di Sumbawa Barat ada di tiga kecamatan yakni Kecamatan Poto Tano, Kecamatan Taliwang, dan Kecamatan Jereweh. Afwan menyebut potensi terbesar ada di Taliwang dan Poto Tano tepatnya di Labuhan Kertasari dan Desa Tuna Nanga.
Hingga saat ini Pemkab Sumbawa Barat masih menunggu kepastian investor untuk datang melihat potensi rumput laut.
"Hasil penjajakan kami di Bali sudah ada empat sampai lima investor yang sudah menyatakan ketertarikan, hanya masih belum bisa turun ke sini [Sumbawa Barat], tetapi sambutan mereka positif," jelas Afwan.
Adapun, Jelajah Ekonomi Hijau NTB merupakan perjalanan jurnalistik Bisnis Indonesia Perwakilan Bali Nusra yang didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), PT ASDP Indonesia Ferry, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bluebird Group, dan XL.