Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Perluas Klaster Cabai di Sumbawa

Bank Indonesia mengembangkan demplot cabai di Kelompok Tani Ai Ramena melalui penanaman cabai di lahan seluas 1 hektare.
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit./Bisnis-Himawan L Nugraha
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, DENPASAR — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memperluas klaster binaannya khusus untuk komoditas cabai melalui Kelompok Tani Ai Ramena di Desa Buin Baru Kecamatan Buer, Kabupaten Sumbawa.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Berry A Harahap menjelaskan perluasan klaster binaan sebagai upaya pengendalian inflasi dari sisi supply ataupun ketersediaan pasokan. Bank Indonesia mengembangkan demplot cabai di Kelompok Tani Ai Ramena melalui penanaman cabai di lahan seluas 1 hektare.

Dalam pelaksanaannya, ditempuh beberapa tahapan, yaitu peningkatan kapasitas kelompok tani melalui berbagai pelatihan seperti pelatihan pertanian organik dan penguatan kelembagaan, penyadaran & perubahan paradigma petani melalui studi tiru, kemudian peningkatan akses korporasi kelompok tani melalui perluasan akses pasar, baik kepada pedagang besar maupun UMKM lokal, serta peningkatan akses pembiayaan kepada lembaga keuangan dalam rangka peningkatan akses permodalan. 

Bank Indonesia berharap dapat berkontribusi aktif dalam pengendalian inflasi komoditas pangan khususnya komoditas cabai di Pulau Sumbawa dari sisi ketersediaan pasokan.

”Kami berharap inisiasi yang telah dilaksanakan oleh Bank Indonesia ini dapat direplikasi oleh Pemerintah Daerah maupun stakeholder lainnya dalam pengembangan komoditas ketahanan pangan di Provinsi NTB khususnya di Pulau Sumbawa,” jelas Berry dari siaran pers, Senin (23/9/2024).

Lebih lanjut, untuk mendukung pengendalian inflasi khususnya strategi ketersediaan pasokan, program ini juga ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para petani melalui pengembangan pertanian organik dan optimalisasi pemanfaatan limbah dan kotoran hewan sehingga dapat menekan biaya produksi petani serta peningkatan produktivitas hasil pertanian.

Pertanian organik dan pertanian terintegrasi ini juga diharapkan dapat turut berkontribusi pada pengembangan Sustainable Development Goals (SDGs).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler