Bisnis.com, DENPASAR — Badan Pusat Statistik mencatat bahwa wilayah Bali mengalami inflasi 2,41% (year on year/YoY) pada Januari 2025. Terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,31 pada Januari 2024 menjadi 107,85 pada Januari 2025.
Namun demikian, secara tahun kalender (year to date/YtD) pada Januari 2025 Provinsi Bali tercatat deflasi sebesar 0,02%.
Plt Kepala BPS Bali Kadek Agus Wirawan menjelaskan inflasi terjadi karena naiknya harga komoditas amatan yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada sembilan kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 8,26%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,56%, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,92%, kelompok kesehatan sebesar 1,08%.
Kemudian kelompok transportasi sebesar 0,93%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,00% kelompok pendidikan sebesar 3,05%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,70%, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,60%.
Sementara itu, dua kelompok tercatat mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga turun sebesar 9,94%, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,45%.
"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada bulan Januari 2025 antara lain cabai rawit, daging babi, beras, kopi bubuk, daging ayam ras, minyak goreng, nasi dengan lauk, kangkung, tarif parkir, sigaret kretek mesin [SKM], sawi hijau, canang sari, sigaret putih mesin [SPM], cabai merah, emas perhiasan, bayam, buncis, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, biaya pendidikan akademi/perguruan tinggi, dan sewa rumah," jelas Agus di konferensi pers, Senin (3/1/2024).
Baca Juga
Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain tarif listrik, bensin, angkutan udara, telepon seluler, vitamin, pepaya, kentang, garam, tas tangan wanita, susu bubuk, wafer, minuman ringan, hand body lotion, ketimun, sepatu wanita, gaun/terusan wanita, tomat, sandal kulit pria, mangga, dan kursi.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil deflasi bulanan (month to month/MtM) pada Januari 2025 antara lain tarif listrik, angkutan udara, canang sari, dan salak.
Sementara itu, komoditas yang memberikan sumbangan inflasi secara bulanan (MtM), antara lain cabai rawit, cabai merah, kangkung, sawi hijau, minyak goreng, bayam, sewa rumah, bawang merah, terong, beras, bensin, tongkol diawetkan, wortel, daging ayam ras, jagung manis, tempe, telur ayam ras, nasi dengan lauk, sate, dan semangka.