Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Investasi Berkontribusi 30% Terhadap Ekonomi Bali

Realisasi investasi yang mencapai Rp36,5 triliun pada 2024 telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian Bali.
Realisasi investasi yang mencapai Rp36,5 triliun pada 2024 telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian Bali / BI Bali-Antara
Realisasi investasi yang mencapai Rp36,5 triliun pada 2024 telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian Bali / BI Bali-Antara

Bisnis.com, DENPASAR – Realisasi investasi yang mencapai Rp36,5 triliun pada 2024 telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian Bali.

Realisasi investasi Bali tersebut tumbuh 225% dari target investasi Rp16,23 triliun yang ditetapkan pemerintah. 

Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda, menjelaskan investasi yang tinggi turut mendorong pertumbuhan perekonomian Bali sehingga bisa tumbuh 5,48% di 2024.

Kinerja investasi Bali baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh tinggi sepanjang 2024. PMA tumbuh 99,60% pada 2024, sedangkan PMDN tumbuh 77,14%.

"Setiap pertumbuhan 1% PMA berkontribusi pada peningkatan tenaga kerja sebesar 0,57%. Sedangkan setiap 1% kenaikan investasi dalam negeri (PMDN) berkontribusi pada peningkatan tenaga kerja sebesar 0,97%," kata Butet di sela acara road to Bali Jagadhita dikutip Jumat (9/5/2025). 

Investasi Bali masih terpusat di kawasan Sarbagita yakni 51,74% berada di Kabupaten Badung, kemudian 19,72% di Kota Denpasar, 11,76% di Kabupaten Gianyar, 9,34% di Kabupaten Buleleng, 3,73% di Kabupaten Tabanan, 1,57% di Kabupaten Karangasem, 1,09% di Kabupaten Jembrana. Kemudian Kabupaten Klungkung hanya 0,77%, dan Bangli hanya 0,27%. 

Jika melihat sebaran investasi tersebut, hanya Kabupaten Buleleng di luar Sarbagita yang realisasi investasinya cukup tinggi.

Pemerintah masih memiliki PR untuk melakukan pemerataan investasi ke luar Sarbagita terutama ke Bali Barat dan Timur. 

Untuk mengejar target investasi Rp45,62 triliun pada 2025, Bank Indonesia bersama Pemprov Bali telah membentuk Pusat Investasi Kerthi Bali Sadhana (PIKBS).

Butet menjelaskan pembentukan PIKBS yang menyinergikan program kerja dinas/instansi di Bali dalam rangka promosi investasi, perdagangan, dan pariwisata, melalui Keputusan Gubernur Bali No. 571/04-A/HK/2023. 

PIKBS dibentuk karena sebelumnya informasi potensi investasi, perdagangan, dan pariwisata di masing-masing kabupaten/kota belum terintegrasi dan terekspose secara maksimal.

Kegiatan promosi investasi, perdagangan, dan pariwisata antarmasing-masing kabupaten/kota belum dilakukan secara sinergi.

Belum adanya mekanisme koordinasi untuk monitoring dan tindak lanjut atas hasil kegiatan promosi investasi, perdagangan, dan pariwisata. 

PIKBS telah melahirkan proyek investasi clean & clear 2024 diantaranya proyek Pelabuhan Sangsit, Taman Kerthi Bali, kawasan industri terpadu Jembrana, Central Park Ubud, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur. BI juga aktif menawarkan potens investasi Bali melalui Balijagadthita.

"Bali Jagadhita VI yang akan digelar pada Juni 2025 sebagai SFE BI Bali mengintegrasikan promosi perdagangan, pariwisata, dan Investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif," ujar Butet.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper