Bisnis.com, DENPASAR — Pameran karya seni berbasis keramik besutan Kelvin Wiratama di Artotel Sanur Bali menawarkan sejumlah kejutan, mulai dari sisi artistik hingga kedalaman makna.
"Tantangan utama seni keramik adalah sangat tidak terprediksi, saat membuat harus siap dengan semua yang terjadi, seperti retak, atau meledak," tutur Kelvin saat ditanya mengenai tantangan dalam berkarya ditemui di sela-sela pembukaan pameran di Artotel Sanur Bali, Selasa (20/5/2025) petang.
Pembuatan satu karya, kata dia, juga bervariasi tingkat kesulitannya. Namun demikian, sederhananya perlu setidaknya sebulan dari pembuatan, pengeringan, hingga jadi karya seni keramik.
Keramikus dari Jakarta ini menggambarkan karya yang dipamerkan hingga Agustus mendatang cukup beragam. Namun ada sejumlah karya yang terinspirasi keberadaan banyaknya anjing di Bali.
"Saya melihat anjing-anjing ini banyak bermain-main, hidupnya kayak bebas, ya udah saya langsung sketch, lalu dibuat bentuk keramik," ujarnya.
Dari total 30 karya seni berbasis keramik yang dipamerkan, Kelvin menjelaskan memang temanya acak. Ada bertema refleksi diri, ada yang terinspirasi karya kuno, hingga rupa hewan. Namun demikian, secara umum semua karyanya mengajak berefleksi.
"Saya hanya ingin siapapun penikmat pameran ini bisa stop sebentar, enjoy melihat itu sudah cukup. Ketika mereka melepaskan diri dari rutinitas dan berdialog dengan diri sendiri melalui karya ini," kata seniman kelahiran 1991 ini soal harapan respons pengunjung terhadap pameran ini.
Sementara dalam pameran yang memanfaatkan area lobi Artotel ini, tertulis prolog: sebuah pameran kontemplatif oleh Kelvin Wiratama yang mengundang pengunjung untuk berhenti sejenak, melayang dalam pikiran, dan merenung. Melalui bentuk-bentuk minimalis dan gestur yang lembut.
Karyanya menciptakan ruang untuk mengamati dengan tenang, menangguhkan waktu dan mengajak kita melihat dengan cara yang lebih pelan dan lembut.
Jejak tangan sang seniman, serta samar-samar batas antara manusia, alam dan ruang menghadirkan pertemuan lambat dan intim. "Di sini, pengunjung diajak untuk sekadar hadir, membiarkan kenangan muncul, dalam hening bertanya where did the time go? Ke mana perginya waktu?"
General Manager Artotel Sanur Bali, Agus Ade Surya Wirawan, mengatakan baru pertama kali menghadirkan seniman yang memiliki karya berupa keramik. Artolel selalu mendukung seniman yang ingin berkolaborasi.
Marcom & Creative Artotel Sanur Bali Nimas Ayu Inawati mengatakan pameran seni berbasis keramik yang mengajak berefleksi baru pertama kali digelar Artotel.
"Tentunya kami seneng banget, meski agak deg-deg ser, karena tempatnya di lobi yang kerap dilalui banyak orang," ujarnya.
Dalam pameran yang terbuka untuk umum tersebut, sebanyak tujuh karya sudah terjual pada hari pertama.