Bisnis.com, DENPASAR – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur ditargetkan bisa mendatangkan devisa Rp75 triliun dari masyarakat yang datang berobat dan berwisata ke kawasan yang baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Direktur Utama Injourney, Maya Watono menjelaskan wisata medis memiliki potensi yang besar secara global. Warga Negara Indonesia yang berobat ke luar negeri saja mencapai 2 juta orang, dengan potensi devisa yang keluar Rp150 triliun.
Maya menargetkan dengan beroperasinya KEK Kesehatan Sanur dan Bali International Hospital didalamnya, bisa mendatangkan devisa Rp75 triliun.
"Dengan adanya KEK pariwisata kita bisa mendatangkan minimal setengahnya dari Rp150 triliun devisa yang keluar, jadi sekitar Rp75 triliun. Target kami tidak hanya wisatawan Indonesia, tapi juga membawa masuk devisa dari luar negeri. Jadi memang wisman bisa masuk menikmati wisata medis disini," jelas Maya kepada media, Rabu (25/6/2025).
Sementara itu, Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana menjelaskan menargetkan bisa mendatangkan 14,6 juta wisatawan mancanegara. Menpar menyebut KEK Kesehatan Sanur bisa menjadi tujuan wisman.
"Kami berharap wisatawan mancanegara banyak datang kesini (KEK Kesahatan Sanur). Apalagi sudah dilengkapi dengan fasilitas yang luar biasa," kata Widiyanti.
Baca Juga
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto resmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur yang didalamnya berdiri Bali International Hospital (BIH) pada Rabu (25/6/2025) sekitar pukul 17.15 Wita.
Dalam sambutannya, Prabowo menyebut bangga Indonesia memiliki pusat kesehatan bertaraf internasional pertama, yang fasilitas kesehatannya berteknologi canggih. Menurutnya hal ini merupakan terobosan baru di bidang kesehatan nasional.
Prabowo berharap Bali International Hospital bisa mencegah jutaan orang Indonesia yang berobat ke luar negeri. Dengan fasilitas yang canggih, kamar dan bangunan seperti hotel, BIH bisa menjadi menarik minat warga di Asean, Asia Pacific untuk datang berobat.