Bisnis.com, DENPASAR – Pengembang properti Jimbaran Hijau bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Bali mulai mendorong penggunaan arsitektur lokal dan arsitektur ramah lingkungan di setiap pembangunan properti di Bali.
CEO Jimbaran Hijau, Putu Agung Prianta menjelaskan dalam pembangunan properti, sangat penting menggunakan arsitektur lokal Bali yang memiliki ciri khas dan syarat dengan nilai-nilai budaya Bali. Agung menjelaskan telah memasukkan arsitektur Bali dalam rencana pembangunan Natadesa Apartment.
Untuk mendapatkan arsitektur Bali dan berkelanjutan yang terbaik, Jimbaran Hijau bersama IAI menggelar sayembara desain arsitektur yang sudah berjalan sejak 27 Maret 2025. Kompetisi ini berhasil mengundang antusiasme besar: 110 peserta mendaftar, 72 karya terkumpul, dan 25 karya terbaik dipilih untuk dipamerkan.
Kompetisi desain arsitektur ini dimenangkan oleh KATA Design Studio, dengan karya bertajuk “Ngarangin” Bukit. Studio yang berbasis di Bali ini berhasil menarik minat para dewan juri dan khalayak karena desain arsitektur yang ditawarkan cukup komprehensif dalam menjawab tantangan dalam konsepnya.
Desain-desain yang tampil telah berhasil menyoroti dan menampilkan solusi-solusi kreatif untuk hidup modern yang selaras dengan prinsip keberlanjutan dan otentisitas.
“Salah satu poin penting dari term of reference kompetisi yang kami bagikan ke peserta adalah preserving authenticity atau menjaga otentisitas arsitektur Bali. Jimbaran Hijau dengan Natadesa hadir sebagai model bagi pengembangan dan desain yang turut meneguhkan otentisitas identitas dan konteks lokal tersebut," jelas Agung dikutip Selasa (1/7/2025).
Baca Juga
Agung juga menjelaskan Jimbaran Hijau percaya bahwa arsitektur memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi kehidupan.
Ketua Bidang Penghargaan & Sayembara Karya Arsitektur IAI Bali Ar. K. Kompyang Widyastuti, menjelaskan kompetisi ini juga sebagai panggung untuk mendorong dan mengakui kecemerlangan dalam desain arsitektur yang merespon tantangan kontemporer. Gelaran sayembara ini turut memberi contoh bagi pengembang lain untuk bertanggung jawab terhadap nilai-nilai dan komunitas lokal Bali.
“Sayembara ini adalah panggung kreativitas arsitek untuk gagasan on the right track. Bukan yang sempurna, tapi yang berani, kontekstual, dan mampu menggugah cara pandang baru tentang hunian tropis.Bali tidak butuh model bangunan baru, Bali butuh ide baru yang paham jiwa Bali," jelas Widya.