Bisnis.com, DENPASAR – Penyaluran kredit program seperti kredit usaha rakyat (KUR) dan kredit ultra mikro di Nusa Tenggara Barat (NTB) melampaui target yang ditetapkan pada 2023 dengan nilai penyaluran hingga Mei 2023 mencapai Rp1,4 triliun atau 132,5 persen dari target yang ditetapkan.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) wilayah NTB mencatat penyaluran kredit program sudah menyasar 12 sektor, dengan penyaluran terbesar ke sektor perdagangan besar dan eceran Rp706,78 miliar, kemudian sektor pertanian Rp459,41, dan industri pengolahan Rp82,19 miliar.
Lalu, jasa kemasyarakatan dan hiburan Rp69,52 miliar, akomodasi dan mamin Rp37,09 miliar, perikanan 18,92 miliar, transportasi pergudangan dan komunikasi Rp16,16 miliar, usaha persewaan Rp6,6 miliar, jasa kesehatan dan sosial 2,22 miliar, dan sektor lainnya di bawah Rp1 miliar.
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi NTB/Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi NTB, Sudarmanto menjelaskan dari 12 sektor yang menerima kredit program, penyaluran masih didominasi oleh perdagangan dan pertanian dengan persentase 83,26 persen dari total penyaluran, dengan jangkauan nasabah 32.592 atau 89,57 persen dari total nasabah.
“Sektor industri pengolahan sebagai penyerap tenaga kerja terbesar ketiga di NTB, baru mendapatkan penyaluran Rp82,19 miliar untuk 1.402 nasabah dengan penyaluran pada Mei saja sebesar Rp23,24 miliar,” jelas Sudarmanto secara live streaming, Senin (26/6/2023).
Jika dilihat dari jenis penyaluran, penyaluran terbesar dari sektor mikro dengan nilai penyaluran Rp776,56 miliar, kemudian sektor usaha kecil Rp547,46 miliar, supermikro Rp40,90 miliar, dan ultra mikro Rp35,55 miliar.
Baca Juga : Tekanan Kredit di NTB Jadi Beban Berat Perbankan |
---|
Penyaluran melibatkan 11 bank penyalur dengan didominasi oleh BRI, BNI, dan Bank Mandiri dengan total penyaluran Rp1.186,6 miliar atau 84,72 persen dari seluruh kredit yang disalurkan.
Sudarmanto juga menjelaskan penyaluran kredit UMKM didominasi ke daerah Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Sumbawa dengan porsi 50,38 persen dari total penyaluran, dengan jangkauan 19,755 nasabah. Penyaluran terkecil pada UMKM di Kota Bima yaitu senilai Rp28,66 miliar atau 2,05 persen, dengan 378 nasabah.