Bisnis.com, DENPASAR - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) meningkatkan inovasi agar mampu bersaing di pasar nasional hingga global dengan pelaku usaha dari daerah maupun negara lainnya.
Peningkatan inovasi tersebut dilakukan melalui Building UMKM dengan tema Transformasi UMKM Bali: Inovasi Produk Unggulan untuk Peningkatan Daya Saing di Era Green Economy. Penyelenggaraan capacity building ini merupakan salah satu upaya Bank Indonesia Bali untuk mendorong penguatan UMKM, terutama dalam menerapkan inovasi dan praktik ekonomi hijau guna meningkatkan daya saing UMKM di tingkat nasional dan internasional.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja menjelaskan UMKM berperan dalam menopang pertumbuhan ekonomi Bali dari yang sebelumnya negatif pada saat pandemi hingga mencapai pertumbuhan 5,43% (YoY) pada kuartal III/2024, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional, serta membaiknya indikator kesejahteraan.
UMKM di Bali, kata dia, perlu terus berinovasi untuk meningkatkan daya saing. Hal ini antara lain diwujudkan dengan bergabung dalam ekosistem digital serta masuk ke dalam rantai pasok nasional maupun global. UMKM Bali juga harus mengambil peran dalam menghasilkan produk ramah lingkungan, mulai memikirkan dan menerapkan prinsip green economy.
"Kami melihat perkembangan ekonomi hijau sebagai peluang besar yang harus dimanfaatkan oleh pengusaha UMKM agar semakin eksis dan berdaya saing,” jelas Erwin dari keterangan resminya dikutip, Senin (18/11/2024).
Sementara itu, Kepala Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau, Anastuty K., menjelaskan arah kebijakan Bank Indonesia dalam mengembangkan UMKM melalui beberapa program yang mencakup antara lain UMKM ekspor, UMKM pangan, UMKM digital, dan UMKM hijau. UMKM hijau tidak hanya tentang penggunaan bahan baku ramah lingkungan, namun juga terkait pengelolaan limbah.
Baca Juga
Pengusaha UMKM dapat mengolah limbah menjadi produk yang bernilai tambah baik diproduksi sendiri maupun bersinergi dengan pengusaha UMKM lainnya. Lebih jauh lagi, UMKM dapat juga menyentuh aspek keberlanjutan di antaranya melalui pemberdayaan perempuan, kaum difabel, dan masyarakat berpenghasilan rendah.
“Dengan dilaksanakannya program pengembangan UMKM oleh Bank Indonesia, diharapkan pengusaha UMKM mampu naik kelas serta tetap bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar sehingga dapat berkontribusi pada ekonomi yang berkelanjutan,” jelas Anastuty.
Dalam kegiatan tersebut, hadir beberapa narasumber kompeten dari berbagai sektor usaha. Di sektor fesyen, Wignyo Rahadi diundang untuk meningkatkan pengetahuan serta mendorong pengusaha UMKM untuk berinovasi di sektor wastra menyesuaikan trend mode terkini dan era ekonomi hijau. Di bidang food and beverage, Djoko Kurniawan memberikan wawasan tentang pengembangan kapasitas inovatif dalam industri makanan dan minuman.
Selain itu, kegiatan ini turut menghadirkan motivator nasional Remaja Tampubolon yang memberikan sesi motivasi bagi para pengusaha UMKM agar tetap semangat dan termotivasi dalam mengembangkan produk unggulan, sehingga mampu meningkatkan daya saing di era green economy.
Menurut Remaja, kunci sukses untuk tetap eksis dan berdaya saing adalah fokus pada kekuatan yang dimiliki, memanfaatkan digitalisasi, dan menjalin kolaborasi. Melalui capacity building ini, peserta yang hadir diharapkan dapat meningkatkan motivasi, melakukan inovasi, dan terlibat dalam praktik ekonomi hijau sehingga mampu meningkatkan kapasitasnya dan dapat memberikan manfaat kepada sekitarnya.
Tidak hanya berhenti pada kegiatan capacity building, Bank Indonesia Bali juga menyelenggarakan kompetisi kepada seluruh UMKM binaan dan mitra Bank Indonesia Bali maupun kementerian/lembaga di Provinsi Bali untuk mendorong inovasi ekonomi hijau.