Bisnis.com, DENPASAR – Amblasnya jalan raya Denpasar - Gilimanuk yang berada di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg Kabupaten Tabanan pada Senin (7/7/2025) lalu berdampak ke terganggunya jalur distribusi barang dari Pulau Jawa ke Bali maupun sebaliknya.
Banyak kendaraan logistik sempat terjebak macet di jalur tersebut sebelum dialihkan melalui jalur Gilimanuk - Singaraja - Karangasem - Denpasar. Sebagian juga melalui jalur Singaraja - Baturiti - Denpasar. Dampak pengalihan jalur ini menyebabkan biaya pengiriman barang dan jasa bertambah, karena waktu tempuh jauh lebih lama.
Selain itu, kenaikan harga barang mulai dikhawatirkan oleh masyarakat, terutama kebutuhan pokok yang usianya pendek seperti sayur, janur, dan barang lainnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali Budiman A Sinaga menjelaskan berubahnya alur distribusi barang akan menambah biaya pengiriman. Akan tetapi untuk barang ritel tidak serta merta naik, karena menurutnya gudang distributor masih menyediakan stok hingga 30 hari ke depan.
"Sejauh ini stok barang - barang di ritel masih aman, termasuk bahan pokok, jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Informasi dari gudang distributor juga stok masih tersedia hingga 30 hari kedepan," jelas Budiman saat dikonfirmasi Bisnis, Selasa (15/7/2025).
Budiman juga menegaskan tidak ada kenaikan harga barang di ritel, karena toko ritel dan distributor sudah melakukan kerjasama dalam jangka panjang, seperti kontrak dalam satu tahun, sehingga harga tidak serta merta bisa dinaikkan.
Baca Juga
Aprindo meminta pemerintah untuk segera menyelesaikan perbaikan jalan yang amblas, karena 90% barang ritel di Bali masuk melalui jalur Gilimanuk - Denpasar. Jika perbaikannya lama, lebih dari satu bulan, Budiman menyebut akan berdampak ke kenaikan harga, walaupun kenaikan barang ritel diatur tidak akan tinggi.
"Hampir semua barang masuk melalui darat, jadi kami berharap perbaikan akan segera selesai," kata Budiman.