Bisnis.com, DENPASAR – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ditargetkan mencetak sawah baru untuk mendukung program ketahanan pangan.
Direktur Perlindungan dan Optimasi Lahan Direktorat Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Brigjen Andi Herindra Rahmawan menjelaskan strategi Kementan mempertahankan lahan swasembada pangan yang ada dan juga melakukan ekspansi seperti melakukan optimasi lahan, termasuk salah satunya melakukan cetak sawah.
Di Provinsi NTB, dukungan pemerintah pusat dalam rangka mendukung ketahanan pangan diwujudkan dengan membuat kegiatan optimasi lahan.
Andi mengungkapkan bahwa dengan membenahi irigasi, tanggul, termasuk pintu-pintu air dapat mewujudkan pencetakan sawah baru dan membantu program ketahanan pangan.
"NTB memiliki luas lahan seluas 10.574 hektare terbagi di 6 kabupaten, harapannya dengan kegiatan ini memberikan kenaikan dalam IP dan produksi padi dapat bertambah. Kerja sama antara BWS NTB, PUPR NTB, dan Dinas Pertanian NTB diperlukan sehingga kegiatan tersebut inline," kata Andi Herindra Rahmawan saat berkunjung ke NTB, Selasa (6/5/2025).
Program ini, lanjut Andi, sudah berjalan dan kunjungannya kali ini meminta dukungan Gubernur NTB agar dinas terkait dapat bekerja sama untuk mengatasi permasalahan sumber air di lapangan.
Baca Juga
Andi juga menjelaskan, data serapan produksi beras nasional pada Mei 2025 mencapai 1,87 juta ton, bahkan cadangan beras nasional saat ini mencapai 3,5 juta ton per 4 Mei 2025.
Terobosan melalui program Perluasan Areal Tanam (PAT) dengan pompanisasi, optimalisasi lahan rawa, dan cetak sawah telah berhasil meningkatkan produksi beras nasional.
Sementara itu, Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, menjelaskan ketersediaan air yang stabil jadi kunci untuk mencapai kemandirian pangan.
Lalu Iqbal menyebut terus mendukung upaya perluasan serta penguatan lahan pertanian dan sumber daya air guna memperkuat ketahanan pangan nasional sesuai program prioritas swasembada pangan yang digaungkan oleh Presiden Prabowo Subianto dengan menargetkan cetak lahan sawah baru sebanyak 3 juta hektare per tahun.
"Saya akan berkomunikasi dengan para Bupati dan Wali Kota segera sehingga mereka tahu apa yang diinstruksikan kepada kepala dinasnya yaitu permasalahan titik air sehingga program swasembada pangan di NTB dapat berjalan lancar," ujar Iqbal.
Gubernur akan mempertemukan instansi-instansi terkait yaitu Balai Wilayah Sungai (BWS) NTB, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) NTB, Dinas Pertanian NTB, dan akademisi Universitas Mataram (Unram) selaku peneliti untuk mencarikan titik air yang tepat di 6 Kabupaten tersebut agar dapar segera dieksekusi.