Bisnis.com, SINGARAJA — Pelarangan produksi dan distribusi air minum dalam kemasan (AMDK) di Bali bakal berdampak kepada usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan sekaligus melemahkan semangat pemilah sampah di pusat-pusat pembuangan.
Pemilik Rumah Plastik di Buleleng, Putu Eka Darmawan mengatakan pelaku usaha tentu terdampak langsung pelarangan air minum dalam kemasan di bawah 1 liter di Bali. Pelaku usaha ini termasuk UMKM yang berjualan teh, kopi, dan ragam minuman lain.
"Kenapa semangatnya tidak membuat pusat daur ulang saja. Toh katakan memakai tumbler [wadah minuman], apakah tidak bakal jadi sampah juga," kata Putu Eka saat ditemui di fasilitas produksi pengolahan sampah Rumah Plastik di Buleleng, Selasa (3/6/2025).
Dia menggambarkan siklus pemanfaatan nilai ekonomi plastik bekas di Bali sudah terbukti berhasil. Rumah Plastik yang berdiri sejak 2016 bisa bertahan secara bisnis dan sosial melalui strategi memaksimalkan nilai sampah.
"Makanya, kenapa tidak pusat daur ulang saja yang didorong," tegasnya.
Pemerintah Bali seperti diketahui menggulirkan gerakan Bali Bersih Sampah. Implementasinya dengan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai. Selain itu, AMDK di bawah satu liter dilarang diproduksi dan beredar pada 2026 mendatang.
Strategi pengurangan sampah juga dilakukan dengan pengelolaan sampah berbasis sumber. Termasuk wajib memanfaatkan sampah organik. Instansi pemerintah juga jadi garda depan gerakan ini.
Putu Eka menggambarkan pengelolaan sampah plastik dalam siklus daur ulang menarik karena ada nilai ekonomi yang bisa diambil. "Semua sampah plastik ada nilai ekonominya. Bahan ada dan murah ini jadi menarik secara bisnis," jelasnya.
Sebagai gambaran, kata dia, sampah kresek, pvc, botol oli, botol minuman kemasan semua bisa didaur ulang dan ada nilai ekonominya. Oleh karenanya, pemilah, pemulung biasa mengklasifikasi sampah berdasar jenis tersebut.
"Kalau dibatasi maka pemilah akan kehilangan motivasi mendapat nilai tambah dari memilah sampah plastik dong," katanya soal dampak lain pembatasan AMDK kemasan di bawah 1 liter.
Dia menggambarkan dalam strata harga sampah plastik, kemasan minuman merupakan paling bernilai. Sedangkan sampah plastik lain merupakan hasil samping dari perburuan kemasan minuman dan sejenisnya.
Pekerja melepas papan plastik hasil pengolahan limbah di Rumah Plastik, Buleleng, Selasa (3/6/2025)./Bisnis-Harian Noris Saputra.
Baca Juga
Adapun jenis plastik yang kerap ditemui di lapangan yakni low-density polyethylene (LDPE) seperti kresek. Adapula polivinil klorida (PVC), polipropilena (PP), high density polyethylene (HDPE) dan plastik polyethylene terephthalate (PET).
Putu Eka menjelaskan perusahaannya sudah memasok LDPE/kresek untuk campuran aspal dengan kontrak 180 ton pada 2025. Sedangkan plastik jenis lain didaur ulang dan dijadikan produk turunan, seperti bahan furnitur dan kerajinan.
Keberhasilannya membuat siklus ekonomi daur ulang sampah sangat mungkin diduplikasi. "SE Gubernur bagus bila dari kacamata mendorong desa berbuat lebih menangani sampah. Tapi juga ada dampak ke pelaku usaha, UMKM, pekerja termasuk pemilah sampah," tegasnya.
Soal kemungkinan pembatasan penggunaan plastik bakal mengganggu pasokan bahan baku Rumah Plastik, Putu Eka tegas mengatakan usahanya tidak akan terganggu. Pasalnya, semua jenis sampah plastik di tempatnya diolah, tidak hanya yang berjenis PET.