Bisnis.com, DENPASAR – Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit syariah di Bali pada posisi Juni 2025 mencapai Rp3,99 triliun atau tumbuh 23% (YoY).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja menjelaskan besarnya penyaluran pembiayaan syariah di Bali menunjukkan semakin diterimanya model pembiayaan syariah di masyarakat dan menunjukkan pembiayaan syariah terbuka bagi siapa saja tanpa memandang latar belakang atau identitas tertentu.
"Pertumbuhan kredit syariah 23%, menunjukkan pembiayaan yang terus berkembang. Bali menunjukkan akseptasi keuangan syariah untuk terus berkembang," jelas Erwin dikutip, Senin (4/8/2025).
Erwin juga menjelaskan BI berupaya mendorong perkembangan ekonomi syariah, ada tiga lesson learn dalam pengembangan ekonomi syariah.
Pertama pentingnya edukasi dan literasi ekonomi syariah yang harus dilakukan terus menerus, bagian dari membumikan ekonomi syariah di tengah masyarakat.
Prinsip seperti berbagi risiko, larangan riba adalah prinsip universal yang bisa diterima dan memberikan daya dukung kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga
Kedua pentingnya mewujudkan implementasi ekonomi syariah dalam praktek nyata, yang diharapkan menjadi contoh, seperti dukungan ke pembiayaan UMKM dan pengembangan kapasitas UMKM Syariah, dan industri kreatif Syariah, termasuk juga soal digitalisasi.
"Kemudian ketiga pentingnya sinergi dan kolaborasi, sinergi semakin erat ditunjukkan berbagai pihak, baik pemerintah, pesantren. Kami terus kolaborasi untuk mendukung sertifikasi halal, kerjasama dengan MUI," jelas Erwin.
Sementara itu, Ekonom Ahli Bank Indonesia Provinsi Bali, Henry Nosih Saturwo menjelaskan banyak negara berebut pasar ekonomi syariah global, sektor ini dijadikan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Negara seperti Tiongkok menjadi salah satu pemain ekonomi syariah global melalui ekspor baju muslim tertinggi ke Timur Tengah. Kemudian Inggris menjadikan London sebagai pusat keuangan Syariah di Barat.
Brazil juga menjadi negara pemasok daging unggas halal terbesar ke Timur Tengah dan Australia menjadi pemasok sapi halal terbesar ke Timur Tengah.
"Total nilai global halal market di 2030 mencapai US$50 triliun, ini yang akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru," jelas Nosih.
Nosih menjelaskan Indonesia sudah mulai mengejar market syariah global melalui RPJMN 2025 - 2029 yang memasukkan ekonomi syariah sebagai prioritas nasional 2 (PN2).
Dalam mengembangkan EKSyar, Bank Indonesia merumuskan 3 strategi besar penguatan, antara lain penguatan ekosistem produk halal, penguatan keuangan syariah dan penguatan literasi, inklusi, dan halal lifestyle.