Bisnis.com, DENPASAR – Penggunaan listrik untuk memacu produksi pangan terus dilakukan PLN melalui program electrifying agriculture.
Electrifying Agriculture adalah salah satu program transformasi PLN yang mendorong pemanfaatan energi listrik andal untuk mengoperasikan mesin dan peralatan pertanian.
Dengan mengurangi ketergantungan pada mesin berbahan bakar fosil, petani mendapatkan keuntungan ganda yakni biaya operasional lebih hemat dan hasil produksi meningkat.
PLN kali ini memperluas jangkauan ke sektor penggilingan padi. Dua lokasi dipilih sebagai titik pengembangan, yakni Desa Petang, Kabupaten Badung, dan Desa Penebel, Kabupaten Tabanan.
Ketua Kelompok Tani Petang, Ngurah Santa, menjelaskan tambahan daya listrik dari 66 kVA menjadi 105 kVA telah membawa perubahan besar, produksi penggilingan bisa meningkat hingga 40%.
"Dengan tambahan daya ini, hasil gilingan kami meningkat dari 1,8 ton menjadi 3 ton per hari, atau naik sekitar 40%. Kami sangat berterima kasih kepada PLN, karena permintaan tambahan daya kelompok tani kami bisa diselesaikan hanya dalam 3 hari, sangat cepat dan memuaskan," kata Ngurah dikutip Rabu (20/8/2025).
Baca Juga
Sementara itu, pemilik penggilingan padi di Banjar Riang Tengah, Penebel, I Wayan Tirta Yasa, menekankan manfaat besar elektrifikasi dalam mendukung usahanya.
Dengan tambahan daya 66 kVA, para petani tidak perlu lagi mengandalkan mesin diesel yang mahal.
Sementara itu, Manager PLN UP3 Bali Selatan, I Putu Kariana, menegaskan bahwa pelaksanaan program di hari kemerdekaan memiliki makna tersendiri.
Electrifying Agriculture adalah langkah nyata PLN dalam menghadirkan listrik andal bagi pertanian yang lebih maju, produktif, dan efisien.
Dia menambahkan bahwa PLN melihat sektor pertanian sebagai salah satu pilar penting dalam pembangunan nasional.
"Pertanian adalah jantung ketahanan pangan. Jika petani kuat, maka bangsa ini juga kuat. Kami berharap semakin banyak kelompok tani yang memanfaatkan listrik untuk kegiatan pertanian, sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih luas, tidak hanya di Bali Selatan tetapi juga di seluruh Indonesia," kata Putu.
Electrifying Agriculture bukan sekadar upaya mengganti mesin berbahan bakar fosil dengan listrik. Lebih dari itu, program ini menghadirkan perubahan sistematis dalam cara kerja petani.
Dengan listrik, petani bisa mengoperasikan mesin penggilingan padi, irigasi, hingga penyimpanan hasil panen dengan lebih andal.
Dampaknya tidak hanya pada efisiensi biaya, tetapi juga mendukung agenda besar transisi energi bersih yang tengah digencarkan pemerintah.
Selain mengurangi emisi karbon, elektrifikasi pertanian juga meningkatkan daya saing produk lokal.
Hasil panen yang diolah dengan mesin listrik lebih cepat dipasarkan, kualitasnya lebih terjaga, dan mampu mendukung swasembada pangan di tingkat nasional.
"Listrik kini tidak hanya menerangi rumah-rumah, tetapi juga menjadi sumber energi baru yang menggerakkan roda pertanian. Electrifying Agriculture menjadi simbol bahwa Indonesia tidak hanya merdeka secara politik, tetapi juga terus bergerak menuju kemerdekaan energi dan pangan yang lebih kokoh," kata Putu.