Bisnis.com, DENPASAR – Bali menargetkan sudah memiliki pabrik pengolah limbah pada 2019 setelah adanya bantuan dari Pemerintah Jepang untuk wilayah Tabanan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Bali Putu Astawa mengatakan Pemerintah Jepang memang getol memberikan bantuan ke Tabanan lantaran di wilayah itu ada salah satu warisan budaya dunia yang ditetapkan UNESCO yakni Subak Jatiluwih. Bantuan dari Jepang ke Pemerintah Tabanan diklaim murni sebagai hibah.
Bantuan ini pun menjadi kerja sama selanjutnya antara Pemerintah Jepang dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Tabanan setelah beberapa waktu lalu dilakukan pengembangan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTHM) di wilayah yang sama.
Rencananya, evaluasi proyek akan dilakukan hingga Februari 2019 dan pada tahun yang sama pabrik ditargetkan sudah bisa bekerja.
“Dulu dari Jepang kan juga membantu Pemda Tabanan dalam mengelola tenaga mikro hidro. Nah, ini kerja sama mereka berlanjut lagi sebagai bentuk tanggung jawab sosial mereka,” terang Aswata, Selasa (10/7/2018).
Namun, hingga saat ini belum diketahui berapa nilai proyek tersebut karena belum ada survei lokasi, bentuk bangunan, maupun manajemennya.
Menurutnya, bantuan ini bisa menjadi pilot project untuk wilayah lainnya di Bali, misalnya TPA Suwung yang dalam sehari bisa mendapat kiriman hingga 2.000 ton sampah. Dari 2.000 ton sampah itu, 60% di antaranya merupakan sampah basah atau organik dan sisanya limbah industri.
“Semoga saja, pabrik ini bisa mengurangi limbah industri di Bali yang selama ini sulit tertangani,” tambah Aswata.