Bisnis.com, MATARAM - Calon jemaah umrah di Nusa Tenggara Barat memilih memundurkan jadwal keberangkatan meski Saudi Arabia sudah mencabut pengetatan perjalanan dan ibadah di Masjidil Haram.
Owner Travel Haji dan Umrah PT. Muhsinin, Muharis menjelaskan hasil keputusan bersama pihak travel dengan 300 orang calon jemaah yang sudah tertunda keberangkatannya sejak pandemi memutuskan berangkat setelah musim haji 2022.
"Prinsipnya kami menyambut baik adanya pelonggaran di Saudi Arabia, tapi tidak serta merta jemaah bisa berangkat, ada beberapa pertimbangan seperti kesiapan jemaah, kepastian pandemi dan kuota penerbangan dari maskapai," jelas Muharis, Rabu (9/3/2022).
Muharis menjelaskan biaya tiket pesawat calon jemaahnya telah dibayarkan ke pihak maskapai sejak penundaan di masa pandemi dua tahun lalu. Akan tetapi antrean penerbangan calon jemaah umrah yang panjang menjadi pertimbangan utama dimundurkannya waktu pemberangkatan jemaah.
"Kami memang tetap meminta untuk diprioritaskan oleh maskapai, tetapi kondisi antrean jemaah yang tertunda sangat panjang, itu juga tidak bisa langsung di selesaikan," kata dia.
Pertimbangan lain dipilihnya keberangkatan setelah musim haji yakni biaya akomodasi akan naik jika melakukan ibadah umrah saat bulan Ramadhan. "Kalau berangkat bulan Ramadan atau puasa itu biaya akomodasi akan naik, kalau di luar Ramadan biaya umrah Rp27 juta, jika di bulan Ramadhan naik menjadi Rp37 juta," ujar Muharis.
Baca Juga
Pihak travel berharap pemerintah memberikan kemudahan seperti di Arab Saudi untuk jemaah umrah yang akan berangkat ke Saudi Arabia. "Kami harap kebijakan pemerintah Indonesia sejalan dengan pemerintah Saudi Arabia untuk kemudahan ibadah umrah ini," ungkapnya.
Sebagai informasi, pemerintah Saudi Arabia melonggarkan syarat melakukan bagi umat muslim yang melakukan ibadah umrah. Pemerintah Saudi mencabut kewajiban karantina, kewajiban tes PCR dan kewajiban menjaga jarak ketika di masjidil haram. (K48)