Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali Perlu Pacu Hilirisasi Pertanian

Sektor pertanian harus memenuhi tiga prinsip kelestarian yaitu lestari produksi, lestari sosial serta lestari ekologi atau lingkungan.
Wisata di Seminyak/Ku De Ta Bali
Wisata di Seminyak/Ku De Ta Bali

Bisnis.com, DENPASAR - Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Dradjad Wibowo menyebut Bali perlu serius melakukan hilirisasi di sektor pertanian sebagai upaya diversifikasi ekonomi agar tidak bergantung ke sektor pariwisata. 

Drajad menyebut struktur ekonomi Bali saat ini belum ideal karena tergantung pada sektor pariwisata saja. Program diversifikasi yang sudah digaungkan sejak lama belum memperlihatkan hasil yang optimal, padahal menurutnya bali memiliki komoditas unggulan seperti jeruk, kopi, hingga ikan. 

Bali itu punya komoditas ikan, jeruk, kopi, kayu juga ukir-ukiran. Intinya, jangan melihat kelestarian sebagai biaya karena sudah terbukti kelestarian itu adalah sumber pertumbuhan. Bali sangat krusial karena Bali tergantung dengan turis. Turis perlu air, kalau Bali tidak menjaga kelestarian air lama-lama orang jadi tidak mau ke Bali karena kurang air,” jelas Drajad saat mengisi kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Udayana Bali dikutip Kamis (5/9/2024). 

Drajad menambahkan hilirisasi pada sektor pertanian harus memenuhi tiga prinsip kelestarian yaitu lestari produksi, lestari sosial serta lestari ekologi atau lingkungan.

Lestari produksi kata Dradjad dilihat dari sisi ekonominya sementara lestari sosial harus melibatkan masyarakat adat, lokal, tak ada eksploitasi pekerja, tidak ada diskriminasi gender. Kemudian lestari ekologi, jangan sampai terjadi kerusakan lingkungan, tidak merusak hutan serta alam. 

Program hilirisasi sektor pertanian dan lainnya mengemuka ketika pandemi covid-19, saat itu sektor pariwisata lumpuh karena tidak adanya wisatawan masuk ke Pulau Dewata. Namun, seiring pulihnya pariwisata, program sektor lainnya jalan ditempat, Bali kembali menggantungkan roda ekonominya di sektor pariwisata. 

Padahal menurutnya tantangan pariwisata Bali saat ini pada upaya pelestarian budaya dan alam yang selama ini menjadi daya tarik wisata. Turis sebagian datang ke Bali karena alam, karena mereka suka sawah yang cantik, lihat pantainya yang bagus dan lain sebagainya. Kalau itu tidak dijaga, turis akan kabur. Kelestarian menjadi sumber bagi pertumbuhan,” Kata Dradjad. 

Sebagai informasi pertanian Bali saat ini tersebar di sejumlah Kabupaten seperti Tabanan, Jembrana, Buleleng, Gianyar, Bangli, Karangasem, dan Klungkung. Menurut data Pemprov luas area lahan pertanian Bali saat ini 359.694 hektar. Setiap tahun terjadi alih fungsi lahan yang masif, bisa mencapai 600 hektar per tahun. 

Upaya mempertahankan lahan pertanian dilakukan melalui usulan moratorium pembangunan villa yang banyak mengambil lahan pertanian. PJ Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menjelaskan sudah menyampaikan usulan moratorium ke pemerintah pusat. "Kami sudah berkirim surat ke Kementrian pusat agar pembangunan villa di moratorium, tujuannya agar dilakukan penertiban izin. Bali juga butuh lahan pertanian untuk menjaga daya tahan pangan," jelas Mahendra.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper