Bisnis.com, DENPASAR – Operator Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai memproyeksikan 1,67 juta penumpang yang melakukan perjalanan melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai, dengan jumlah pergerakan pesawat sebanyak 9.884 penerbangan.
Trafik tertinggi di periode libur sekolah tahun 2025 diperkirakan mencapai 78 ribu penumpang dan 460 pergerakan pesawat dalam sehari pada 6 Juli 2025. Peningkatan jumlah penumpang sudah terlihat pada 10 hari terakhir dimana trennya mulai meningkat, menembus 70.000 hingga 78.000 penumpang.
PGS. General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Wahyudi menjelaskan selama sebulan ke depan bandara akan lebih padat dari hari normal yang rata-rata dalam sehari melayani 61.000 penumpang dan 378 penerbangan
Wahyudi menjelaskan bahwa pihaknya selaku pengelola bandara telah menyiapkan berbagai langkah persiapan untuk menyambut peak season libur sekolah.
"Dengan sistem MOT, kami dapat memproyeksikan volume penumpang sampai beberapa hari ke depan, termasuk titik-titik krusial yang berpotensi menimbulkan kepadatan atau antrian panjang. Dari situ kami bisa menyusun mitigasi dan langkah-langkah penanganannya," jelas Wahyudi dikutip dari siaran pers, Kamis (26/6/2025).
Wahyudi menjelaskan upaya antisipatif dan preventif sangat berpengaruh pada kelancaran operasional melalui pemanfaatan teknologi, pola pemenuhan pelayanan berubah dari reaktif menjadi proaktif dan proaktif.
Baca Juga
Sejumlah upaya itu diharapkan kualitas pelayanan di masa-masa peak season dapat terus terjaga, baik itu pelayanan di terminal yang dirasakan langsung oleh penumpang, operasional penerbangan di sisi udara, hingga pelayanan transportasi di area sisi darat.
"Selama musim-musim padat penumpang seperti liburan sekolah ini, kami juga akan optimalkan pusat kendali operasional [airport operation control center-AOCC]. Di AOCC, selain tim dari Angkasa Pura Indonesia, juga ada perwakilan dari stakeholder terkait, antara lain Airnav, Imigrasi, Bea & Cukai, Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan, BMKG, dan ground handling. Selain memperkuat proses integrasi pelayanan antar instansi, jalur komunikasi serta koordinasi juga lebih efektif dan efisien," ujar Wahyudi.
Sementara itu, upaya antisipatif yang diterapkan oleh manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai antara lain dengan memastikan ketersediaan dan kelaikan fasilitas maupun infrastruktur operasional bandara, peningkatan pengawasan pada titik-titik pelayanan atau touch point seperti pelayanan check in, pemeriksaan penumpang dan barang, penanganan bagasi, hingga proses pemberangkatan/boarding.
Selain itu dilakukan pula peningkatan pengawasan alur penumpang serta flow kendaraan yang datang maupun berangkat agar seluruh prosesnya dapat berjalan optimal.