Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Outlook Ekonomi Bali: Bank Indonesia Dorong Pembangunan Sektor Padat Karya

Bank Indonesia mencatat perikanan juga merupakan komoditas ekspor unggulan yang harus terus didorong.
Kondisi Bandara Ngurah Rai, Bali pada Sabtu (31/8/2024)/Bisnis-Afiffah R. Nurdifa
Kondisi Bandara Ngurah Rai, Bali pada Sabtu (31/8/2024)/Bisnis-Afiffah R. Nurdifa

Bisnis.com, DENPASAR - Bank Indonesia mendorong pengembangan sektor padat karya sebagai upaya diversifikasi ekonomi Bali agar bisa lepas dari ketergantungan di sektor pariwisata. 

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Gusti Agung Diah Utari menjelaskan salah satu lapangan usaha padat karya yang bisa dikembangkan yakni produksi garam untuk ekspor. Diah menyebut Bali memiliki potensi sebagai sentra produksi garam kualitas ekspor, karena ekspor garam dari Bali sebenarnya sudah dilakukan.

"Rata-rata harga ekspor garam Bali sebesar US$8,96/ton, lebih tinggi, dari Nasional yang sebesar US$0,99/ton. Dengan potensi ini Bali dapat didorong sebagai sentral produsen garam ekspor," jelas Diah Utari dalam pemaparannya di acara Outlook Ekonomi Bali, Selasa (10/12/2024). 

Selain garam, Bank Indonesia mencatat perikanan juga merupakan komoditas ekspor unggulan yang harus terus didorong. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor perikanan Bali pada Oktober 2024 saja US$14,07 juta, merupakan komoditas ekspor tertinggi. 

Selain itu, Bank Indonesia juga mendorong pengembangan pariwisata berkualitas, menurut Diah pariwisata masuk dalam sektor padat karya karena menyerap banyak tenaga kerja dan berdampak secara luas.

Menurutnya yang perlu dikembangkan ke depan yakni pariwisata berkualitas, dengan mendatangkan wisman yang memiliki spending besar dan lenght of stay yang panjang. Kemudian promosi desa wisata, digitalisasi sektor pariwisata. 

Selain itu, BI memandang perlu pengembangan sektor pertanian dengan target swasembada pangan, dan pengembangan industri kecil menengah (IKM) yang berbasis agro dan ekonomi kreatif. 

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Ida Bagus Raka Suardana menjelaskan pengembangan sektor padat karya perlu dilakukan, terutama sektor padat karya di luar pariwisata seperti pertanian, industri dan jasa. Pemerintah harus mulai merealisasikan program tersebut jika ingin mempertahankan pertumbuhan ekonomi Bali. 

"Kami melihat pertumbuhan ekonomi Bali diperkirakan berada di kisaran 5,5% - 6%, sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi global dan nasional. Masih dalam rentang optimis karena didukung oleh pemulihan sektor pariwisata dan diversifikasi sektor ekonomi lainnya," ujar Suardana. 

Suardana juga memproyeksikan kredit konsumsi dan produktif diperkirakan tumbuh sekitar 10%-12%, terutama di sektor UMKM dan ekonomi kreatif. Perbankan mendukung program digitalisasi layanan keuangan untuk UMKM lokal. Peningkatan investasi, investasi pada instrumen berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) diperkirakan akan meningkat, seiring dengan tren pariwisata hijau.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper