Bisnis.com, DENPASAR – Gubernur Bali Wayan Koster meminta stakeholder yang bertanggung jawab di layanan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk berbenah agar kejadian KMP Tunu Pratama Jaya tidak terulang.
Koster menjelaskan tragedi tenggelamnya kapal mencoreng citra pariwisata Bali, apalagi Gilimanuk merupakan pintu masuk wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Selain itu, jalur penyeberangan ini juga merupakan jalur keluar masuknya logistik, komoditas - komoditas penting dari kedua daerah.
"Citra (Bali jadi tidak baik karena kejadian ini, saya sudah minta ke Kementerian Perhubungan untuk rakor (rapat koordinasi) yang melibatkan semua pihak terkait agar dilakukan evaluasi terhadap layanan pelayaran di Ketapang - Gilimanuk," kata Koster kepada media, Rabu (9/7/2025).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di selat Bali pada 2 Juli 2025 lalu. Kapal ini membawa 65 penumpang sesuai dengan catatan manifest. Akan tetapi banyak pihak meragukan keakuratan manifest tersebut karena terbukti ada penumpang yang selamat dan tidak tercatat sebelumnya di manifest.
Kecelakaan ini seperti membuka kelemahan di layanan pelayaran. Misalnya dari pengalaman Bisnis yang pernah menyeberang di rute Gilimanuk - Ketapang, maupun rute Padangbai, ketika membeli tiket di loket yang di luar Pelabuhan, seringkali yang dicatat hanya data pengendara atau sopir yang membawa kendaraan, sedangkan data penumpang lain tidak tercatat.
Jika ingin data manifest lengkap, sebaiknya penumpang membeli tiket secara online, dengan mengisi data secara lengkap, baik data kendaraan maupun pribadi.
Baca Juga
Sementara itu, dari hasil pencarian Basarnas saat ini sudah ditemukan 12 korban dalam keadaan meninggal dunia, pada Rabu (9/7/2025) Tim SAR menemukan 2 mayat, 23 penumpang masih dinyatakan hilang. Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian dengan menyisir jalur Selatan.