Bisnis.com, DENPASAR - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali menyalurkan Rp11,26 triliun pembiayaan kepada Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma menjelaskan penyaluran kredit UMKM tumbuh 13,60% YoY jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023.
"Khusus penyaluran kredit UMKM Bank BPD Bali juga tercatat tumbuh 13,60% menjadi Rp11,62 triliun di akhir November 2024. Dengan porsi kredit UMKM Bank BPD Bali mencapai 51,08% dibandingkan dengan total kredit Bank BPD Bali," jelas Sudharma, Kamis (19/12/2024).
Pada 2025, Sudharma menegaskan akan terus meningkatkan penyaluran pembiayaan kepada UMKM, sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan membantu UMKM untuk naik kelas.
Keberhasilan dalam menyalurkan kredit tersebut juga diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut digambarkan dari kualitas kredit atau non-performing loan (NPL) Bank BPD Bali yang tercatat sebesar 0,98% atau lebih baik apabila dibandingkan dengan NPL pada kuartal empat tahun lalu sebesar 1,29%.
Secara umum realisasi kredit BPD Bali hingga November 2024 tumbuh 7,33% (YoY) atau Rp22,75 triliun dan hampir seluruh segmen kredit tercatat tumbuh positif.
Pencapaian tersebut berada di atas target yang ditetapkan diproyeksikan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2024.
Aset Bank BPD Bali secara konsolidasi berhasil tumbuh 13,35% (YoY) menjadi Rp39,79 triliun. Pertumbuhan aset tersebut juga diiringi dengan perolehan laba dalam 11 bulan yang mencapai sebesar Rp858,05 miliar atau tumbuh 21,43% (YoY).
Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank BPD Bali mencatatkan total DPK sebesar Rp33,73 triliun atau tumbuh 13,82% (YoY).
Penopang utama DPK masih bersumber dari dana murah (CASA) dengan porsi mencapai 69,78%. Strategi Bank BPD Bali yang fokus dalam meningkatkan porsi dana murah dan digitalisasi pada operasional bisnisnya berdampak kepada semakin baiknya rasio efisiensi perusahaan.
Hal tersebut tercermin dari rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Cost to Income Ratio (CIR) yang secara konsisten semakin membaik. Rasio BOPO sebesar 65,59% dan CIR 47,51% lebih baik dari target sebesar 49,61%.
Dari sisi likuiditas dan permodalan, rasio LDR yang terjaga pada level 67,43% dan CAR (capital adequacy ratio) sebesar 25,76% atau jauh di atas ketentuan regulator.
"Bank BPD Bali selalu berupaya dalam mempertegas misinya untuk memberikan solusi produk, layanan dan jasa keuangan yang inovatif melalui pengembangan ekosistem digital, memperluas jangkauan layanan dan akses dengan memanfaatkan digitalisasi serta meningkatkan aliansi strategis dengan sejumlah mitra dan meningkatkan Corporate Brand, memperkuat organisasi, meningkatkan kapabilitas strategis SDM serta internalisasi budaya perusahaan," ujar Sudharma.
Selain mengembangkan produk berbasis digital, Bank BPD Bali juga menyeimbangkan dukungannya di aspek lingkungan, sosial dan tata kelola dengan mengembangkan Program Berkelanjutan Bank BPD Bali dengan tagline “Hijau dan Lestari Bersama Bank BPD Bali”.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan dampak positif jangka panjang pada ekonomi, masyarakat dan lingkungan untuk melestarikan lingkungan, memberdayakan masyarakat dan meningkatkan perekonomian sekaligus penerapan ketentuan – ketentuan yang telah dicetuskan pemerintah yang searah dengan peta jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru (Hijau, Tangguh, Sejahtera).