Bisnis.com, DENPASAR - Para pelaku pariwisata di Bali mulai mengambil langkah untuk menyiasati turunnya kegiatan Meeting, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE) di hotel dampak dari efisiensi besar-besaran yang dilakukan pemerintah.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melakukan efisiensi anggaran dengan mengurangi kegiatan di hotel seperti seminar, rapat maupun agenda lainnya yang dianggap tidak terlalu penting dan tidak berdampak signifikan terhadap kebijakan.
Pemerintah juga memangkas belanja souvenir yang biasa digunakan sebagai oleh-oleh untuk peserta kegiatan.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, menjelaskan efisiensi memberi dampak yang signifikan bagi hotel dan biro perjalanan, sehingga pelaku pariwisata harus berani melakukan diversifikasi produk pariwisata agar bisa menutupi potensi pendapatan yang hilang dari kegiatan MICE.
Diversifikasi produk pariwisata, menurut Gus Agung, harus berfokus pada tren pariwisata berkelanjutan dan pariwisata berkualitas.
Produk pariwisata yang bisa mengimbangi MICE antara lain wisata wellness dan kesehatan. Kehadiran Rumah Sakit Internasional di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur dengan klinik kesehatan diharapkan mampu meningkatkan kunjungan ke Bali.
Baca Juga
Kemudian wisata kuliner & gastronomi, wisata budaya & heritage dan wisata alam dan ekowisata juga bisa disasar oleh pelaku pariwisata.
Untuk mencapai langkah tersebut, Gus Agung mengatakan dibutuhkan regulasi yang memadai yang bisa mendorong pelaku pariwisata seperti hotel dan transportasi mengimplementasikan konsep pariwisata berkelanjutan.
Kemudian dibutuhkan kolaborasi pemerintah dengan swasta atau asosiasi pariwisata. Pemerintah juga perlu mendorong infrastruktur berkelanjutan.
"Dengan fokus ke pariwisata berkelanjutan diharapkan bisa meningkatkan daya saing pariwisata Bali, menarik wisatawan berkualitas, jadi Bali tidak relevan lagi bersaing dengan Thailand, Vietnam yang wisatawannya berbasis kuantitas. Bali fokus menarik wisman berkualitas yang spending atau belanjanya tinggi," tutur Gus Agung di forum Balinomics Bank Indonesia, Selasa (25/2/2025).
Tantangan pariwisata Bali saat ini menurut Gus Agung, pemerintah memangkas anggaran promosi, terutama anggaran dari Kementerian Pariwisata sehingga akan berdampak kepada agenda-agenda promosi yang telah direncanakan, terutama promosi di ajang-ajang bergengsi yang ada di luar negeri.
Sepanjang 2024 kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mencapai 6,3 juta, sudah terbilang normal jika dibandingkan saat pandemi.
Warga Negara Australia masih mendominasi kunjungan ke Bali yang disusul oleh warga India dan Inggris.