Bisnis.com, DENPASAR — Produksi padi di Provinsi Bali sepanjang 2024 mengalami penurunan sebesar 5,66% atau sebesar 38.107 ton gabah kering giling (GKG) menjadi 635.473 ton dari tahun sebelumnya sebanyak 673.581 ton GKG.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi tertinggi pada 2024 terjadi pada Mei yakni sejumlah 94.790 ton. Sementara produksi terendah terjadi pada Februari 2024, yaitu sekitar 22.247 ton GKG.
Plt Kepala BPS Provinsi Bali, Kadek Agus Wirawan menjelaskan jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2024 setara dengan 358.379 ton beras, atau turun 21.491 ton (5,66%) dibandingkan dengan 379.870 ton pada 2024.
Produksi beras tertinggi pada 2024 terjadi pada Mei, yaitu sebesar 53.457 ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada Bulan Februari, yaitu sebesar 12.547 ton
Jika perkembangan produksi padi selama 2024 dilihat menurut periode panen, terjadi penurunan produksi padi pada periode Januari−April 2024 dan September−Desember 2024, yaitu masing-masing sebesar 31.212 ton GKG (15,28%) dan 12.946 ton GKG (5,70%) dibandingkan periode yang sama pada 2023.
“Penurunan produksi padi tersebut disebabkan karena adanya penurunan luas panen padi pada Januari−April 2024 dan September−Desember 2024, masing-masing sebesar 6.331 hektare atau 18,54% dan 874 hektare atau 2,59%, dibandingkan periode yang sama pada 2023. Di sisi lain, peningkatan produksi padi hanya terjadi pada Mei−Agustus 2024 dengan jumlah 6.051 ton GKG (2,50%),” jelas Wirawan dari siaran pers, Senin (3/3/2025).
Baca Juga
Penurunan produksi padi pada 2024 terjadi di hampir seluruh wilayah kabupaten/kota di provinsi Bali, kecuali Karangasem yang mengalami peningkatan produksi dibandingkan dengan 2023.
Adapun tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2024 adalah Tabanan, Gianyar, dan Badung. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Bangli, Denpasar, dan Klungkung.