Bisnis.com, DENPASAR – Pemerintah Provinsi Bali mengalokasikan anggaran senilai Rp600 miliar untuk pembangunan monumen tahap dua kawasan menara Turyapada Bali yang berada di Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng.
Gubernur Bali, Wayan Koster menjelaskan pembangunan tahap dua meliputi pembangunan kawasan dan gondola yang akan berlangsung dalam kurun waktu 2025 - 2026 dan ditargetkan mulai beroperasi di 2026.
“Tahap pertama pembangunan badan tower sudah selesai di 2023, dan towernya sudah mulai beroperasi, sekarang sejumlah channel Televisi sudah bisa diakses langsung oleh masyarakat di Buleleng tanpa harus menggunakan antena. Selanjutnya pembangunan tahap II yang alokasi anggarannya sudah disetujui DPRD Bali,” jelas Koster dalam pidatonya di Rakor bersama Bupati dan Walikota se Bali, Rabu (12/3/2025).
Koster menyebut kawasan monumen Turyapada akan dioperasikan secara profesional di bawah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan bekerjasama dengan pihak ketiga. Pemprov menargetkan hidupnya wisata di Turyapada bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru, dan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat Desa Pegayaman, Wanagiri, hingga Pancasari yang berada di sekitar tower Turyapada.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pembangunan tahap satu tower Turyapada menelan anggaran Rp500 miliar, jika tahap dua terealisasi dengan anggaran Rp600 miliar, makan total nilai pembangunan proyek mercusuar sejak periode pertama Pemerintahan Gubernur Koster ini akan menelan anggaran Rp1,1 triliun.
Walaupun menghabiskan anggaran yang tidak sedikit, Koster menyebut dampaknya cukup besar bagi masyarakat Tabanan dan Buleleng baik dari segi akses jaringan, maupun dampak ekonomi dari hidupnya pariwisata di tower Turypada.
Baca Juga
Proyek yang disebut sebagai Taman Teknologi Menara Turyapada ini memiliki tinggi bangunan 115 meter yang terletak pada ketinggian 1.521 m dari permukaan laut.
Dengan demikian total ketinggian Menara adalah 1.636 m dari permukaan laut. Pembangunan tahap pertama dilakukan oleh PT Hutama Karya (Persero).