Menanam Harapan di Tepi Hutan Sumbawa Barat: Kisah AMMAN dan Masyarakat Desa Talonang

Program Perhutanan Sosial AMMAN di Sumbawa Barat hadirkan kolaborasi hijau untuk ekonomi lestari, libatkan warga kelola hutan jadi sumber hidup berkelanjutan
Foto: Menanam Harapan di Tepi Hutan Sumbawa Barat: Kisah AMMAN dan Masyarakat Desa Talonang
Foto: Menanam Harapan di Tepi Hutan Sumbawa Barat: Kisah AMMAN dan Masyarakat Desa Talonang

Bisnis.com, SUMBAWA BARAT - Di Desa Talonang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB), pohon-pohon ditanam bukan sekadar untuk menghijaukan hutan—melainkan juga untuk menumbuhkan harapan.

Di baliknya, salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), hadir dengan program Perhutanan Sosial sebagai wujud kolaborasi bersama masyarakat sekitar untuk tumbuh bersama mengelola potensi hutan setempat.

Program Perhutanan Sosial ini menjadi wujud nyata filosofi: dari hutan, untuk ekonomi lokal yang lestari. Lebih dari sekadar menanam pohon, program ini membangun ekosistem berkelanjutan yang melibatkan masyarakat sekitar hutan secara aktif, untuk memberdayakan Kelompok Tani Hutan (KTH) agar dapat mengelola hutan secara lestari sekaligus memperoleh manfaat ekonomi secara legal dan berkelanjutan.

Pada acara penanaman perdana pohon di Desa Talonang beberapa waktu lalu, Priyo Pramono, Vice President Policy Permitting & Social Impact AMMAN menyampaikan program ini merupakan bagian dari komitmen AMMAN untuk menghadirkan manfaat jangka panjang bagi masyarakat melalui pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

“Kami percaya bahwa hutan dapat selalu memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Program ini adalah upaya kami untuk bekerja bersama masyarakat sekitar untuk menjaga hutan dan memanfaatkan hasilnya secara berkelanjutan untuk generasi sekarang dan mendatang.”

Senada, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, Julmansyah, S.Hut, M.AP periode 2022-2025, menyampaikan, “Program ini merupakan wujud nyata kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendorong pengelolaan hutan yang inklusif dan berkelanjutan. Kami sangat mendukung langkah AMMAN dalam memperkuat kapasitas masyarakat melalui skema perhutanan sosial.”

Pendekatan ‘3 Kelola’: Integrasi untuk Keberlanjutan

Keunikan program ini terletak pada pendekatan ‘3 Kelola’: mengelola kawasan, mengelola kelembagaan, dan mengelola usaha. Bukan sekadar menanam, memelihara dan memanen saja.

Melalui program ini, AMMAN memastikan bahwa KTH tidak hanya memahami tata kelola hutan yang lestari, tetapi juga mampu membangun kelembagaan kelompok yang kuat, hingga mengelola hasil panen menjadi produk bernilai ekonomi.

Diversifikasi tanaman menjadi kunci. Selain tetap mengutamakan komoditas unggulan lokal seperti jagung, sistem agroforestri diterapkan dengan menanam pohon-pohon bernilai ekonomi tinggi seperti Nangka, Alpukat, Kelengkeng, Minyak Kayu Putih, Sengon, Mangga, dan Pete. Ini adalah strategi untuk menciptakan keseimbangan ekologi dan ekonomi.

Inisiasi proyek ini dimulai dari serangkaian langkah strategis. Mulai dari asesmen PRA (Participatory Rural Appraisal) untuk menggali potensi dan kebutuhan masyarakat, hingga penandatanganan Nota Kesepahaman antara AMMAN dan Pemerintah Provinsi NTB terkait tata kelola hutan di wilayah konsesi perusahaan dan sekitarnya.

Langkah ini diperkuat dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara AMMAN dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB, yang berfokus pada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat melalui skema Perhutanan Sosial.

Implementasinya diwujudkan lewat kerja sama demplot dengan tiga Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH): Sejorong Mataiyang, Brang Rea Puncak Ngengas, dan Brang Beh. Saat ini, pengembangan demplot seluas hingga 20 hektare sedang berlangsung, melibatkan ratusan petani dan keluarga dari empat KTH yang berada di bawah ketiga KPH tersebut.

Kepala Balai KPH Sejorong Mataiyang, Syahril, menyampaikan antusiasmenya akan inisiatif ini sebagai peluang baru bagi masyarakat lokal untuk meningkatkan taraf hidup sekaligus menjaga kelestarian hutan.

“Kami sangat bersyukur atas kesempatan ini. Program ini sungguh memberdayakan masyarakat lokal yang tinggal di kawasan hutan. Ini adalah peluang dan potensi baru yang luar biasa bagi mereka untuk meningkatkan taraf hidup dan menjaga kelestarian hutan secara bersama-sama.”

Kisah di Desa Talonang ini adalah cerminan kolaborasi penuh makna antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta dalam mengelola kekayaan alam, tidak hanya sebagai aset lingkungan, melainkan juga sumber kehidupan ekonomi yang berkelanjutan demi masa depan yang lebih baik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper