Bisnis.com, DENPASAR - Konsumsi avtur di dua Bandara yang ada di Nusa Tenggara Barat (NTB) diproyeksikan bakal meningkat karena adanya peningkatan pergerakan pesawat yang melayani mudik Lebaran.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menjelaskan konsumsi avtur untuk penerbangan di NTB diprediksi naik sebesar 25,2% dari rerata normal harian 93 KL/hari.
Ada dua Bandara di NTB yang konsumsi avturnya diproyeksikan meningkat, yakni Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid, Lombok, dan Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Sumbawa.
Ahad memastikan stok pasokan avtur untuk kebutuhan penerbangan di dua bandara yang ada di NTB aman.
Pasokan avtur dipastikan cukup untuk mendukung peningkatan mobilitas penumpang udara selama arus mudik dan arus balik Idulfitri.
"Untuk sektor aviasi, kami juga telah menyiapkan pasokan avtur dengan kapasitas yang memadai, terutama mengingat tingginya volume penerbangan selama arus mudik dan arus balik," kata Ahad dalam siaran pers, Selasa (18/3/2025).
Selain di NTB, Pertamina juga mengakomodir kebutuhan penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Pasokan avtur dipastikan cukup untuk mendukung peningkatan mobilitas penumpang udara selama arus mudik dan arus balik di bandara Pulau Dewata.
Konsumsi avtur untuk penerbangan di Bali, lanjut Ahad, diprediksi naik 4,2% dari konsumsi normal harian sebesar 2.276 KL/hari.
Selain avtur, proyeksi konsumsi BBM di NTB selama periode mudik dan arus balik diperkirakan meningkat sekitar 4,2% dari rata-rata normal 1.443 KL/hari untuk Gasoline dan untuk Gasoil turun sekitar 9,5% dari konsumsi normal 382 KL/hari.
Hal ini diprediksi karena pembatasan operasional kendaraan angkutan barang dan truk. Sedangkan untuk kebutuhan LPG meningkat 4,2% dari normal harian 473 MT/hari.
Sementara di Bali, konsumsi BBM selama periode mudik dan arus balik diperkirakan meningkat sekitar 5,6% dari rata-rata normal 3.058 KL/hari untuk gasoline dan untuk gasoil turun sekitar 12,6% dari konsumsi normal 659 KL/hari dikarenakan adanya pembatasan operasional kendaraan angkutan barang dan truk.
Adapun untuk kebutuhan LPG di Pulau Dewata diprediksi meningkat 8,9% dari normal harian 940 MT/hari.