Bisnis.com, DENPASAR – Realisasi investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur atau The Sanur mencapai Rp4,88 triliun.
Investasi tersebut berasal dari 13 pelaku usaha yang beroperasi di dalam kawasan. Direktur Utama InJourney Hospitality Christine Hutabarat menjelaskan, capaian ini mencerminkan tingginya tingkat kepercayaan investor terhadap prospek dan potensi The Sanur sebagai pusat destinasi kesehatan dan pariwisata terintegrasi bertaraf internasional.
Dalam aspek ketenagakerjaan, pengembangan The Sanur telah memberikan kontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung.
"Hingga saat ini, total penyerapan tenaga kerja di kawasan ini tercatat mencapai 4.031 orang. Pada semester I/2025 saja, The Sanur telah menyerap sebanyak 864 tenaga kerja lokal di sekitar Sanur maupun Provinsi Bali," jelas Christine dikutip dari siaran pers, Jumat (8/8/2025).
The Meru Sanur dan Bali Beach Hotel juga turut memberdayakan tenaga kerja disabilitas. Hingga saat ini, tercatat sebanyak tiga karyawan disabilitas telah bekerja secara aktif di berbagai posisi diantaranya steward, linen attendant, dan di area publik.
Christine juga menjelaskan The Sanur turut mendukung penguatan perekonomian lokal melalui penggunaan produk lokal dan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada berbagai fasilitas, termasuk Bali Beach Hotel, The Heritage Collection dan The Meru Sanur, hotel bintang 5 yang berlokasi di tengah landskap KEK Sanur.
Karya seni lokal menjadi bagian integral dalam desain hotel, seperti Patung Legong Classic dengan 6 gesture gerakan berbeda setinggi 2,45 meter yang ditampilkan di lobby Tirtasada, hasil karya I Gede Sarantika dari Desa Mas, Ubud, desa yang dikenal sebagai desa pusat pemahat (wood carvers). Patung ini menggambarkan tari Legong, salah satu tarian klasik paling populer di Bali.
Di samping itu, ornamen ukiran lokal yang memperindah Bali Beach Convention juga merupakan karya seniman lokal asal Desa Sumita Gianyar. Berbagai produk lokal lain, seperti furnitur dan dekorasi, bahan makanan juga digunakan melalui kerja sama dengan para pemasok lokal, yang mendukung keberlangsungan bisnis usaha kecil menengah di Bali.
"Melalui pemanfaatan karya seni serta produk lokal, The Sanur tidak hanya menjadi destinasi kelas dunia, tetapi juga etalase potensi karya bangsa. Kami optimistis langkah ini dapat memperkenalkan The Sanur sebagai kawasan ekonomi khusus yang mampu mengusung nilai dan kualitas sumber daya lokal ke panggung global," ujar Christine.
InJourney Hospitality juga menghadirkan sentra UMKM Sanur yang berada di dalam kawasan KEK Sanur. Sentra UMKM ini dibangun di atas lahan seluas 973 m² dan mampu menampung 49 kios UMKM serta satu balai nelayan, dilengkapi basement dan panoramic deck dengan sentuhan arsitektur lokal khas Bali.
Melalui Sentra UMKM ini, Christine berharap pelaku UMKM dapat memperluas jangkauan produk kepada wisatawan dan masyarakat sekitar serta meningkatkan daya saing dalam pasar yang kompetitif. Selain itu, pengembangan UMKM juga didukung melalui program pelatihan InJourney Creative House yang bertujuan meningkatkan keterampilan dan inovasi para pelaku usaha.
"Program ini mencakup pelatihan teori dan praktik terkait inovasi produk, strategi display, hingga teknik pemasaran untuk meningkatkan nilai jual produk lokal," ujar Christine.