Bisnis.com, DENPASAR – Hari raya Idulfitri dan Nyepi yang berlangsung pada Maret 2025 mendongkrak kinerja penjualan eceran di Bali.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan bahwa sepanjang Maret 2025 penjualan eceran di Provinsi Bali diperkirakan mengalami peningkatan yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali dengan perkiraan sebesar 117,7, atau secara tahunan tumbuh 6,% year-on-year (yoy).
Hal ini menunjukkan kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali terus meningkat atau berada di level optimistis (>100).
"Peningkatan kinerja ritel tersebut utamanya didukung adanya kenaikan permintaan masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Idulfitri 2025, di mana terjadi kenaikan permintaan yang didorong oleh konsumsi masyarakat lokal Bali," kata Erwin Soeriadimadja dalam keterangan resminya, Rabu (7/5/2025).
Peningkatan ini sejalan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) di mana inflasi pada Maret 2025 sebesar 1,6% month-to-month (mtm), lebih tinggi daripada bulan Februari 2025 yang mengalami deflasi sebesar -0,57% (mtm).
Di sisi lain, jumlah kunjungan wisatawan di Bali mengalami penurunan moderat. Berdasarkan data dari Angkasa Pura, kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara pada Maret 2025 menurun sebesar -1,9% (mtm) atau mencapai total 776 ribu wisatawan.
Baca Juga
Peningkatan penjualan eceran di Bali pada Maret 2025 didukung oleh tumbuhnya berbagai sub sektor, seperti suku cadang dan aksesori yang mengalami peningkatan sebesar 5,6% (mtm), peralatan informasi dan komunikasi serta barang budaya dan rekreasi meningkat masing-masing sebesar 3% (mtm), dan barang lainnya (farmasi, kosmetik, elpiji rumah tangga, dan barang kimia untuk rumah tangga) meningkat sebesar 1,9% (mtm).
Sementara itu, pada Februari 2025 IPR tercatat sebesar 116,9 atau secara tahunan mengalami peningkatan sebesar 6,9% (yoy).
Pada periode laporan, kinerja IPR di Bali terus tumbuh yang menunjukkan peningkatan konsumsi masyarakat di Bali.
Erwin menjelaskan, prospek penjualan eceran di Bali kedepan diperkirakan tetap positif. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) menunjukkan keyakinan pelaku usaha terhadap pertumbuhan penjualan eceran dalam jangka pendek dan menengah.
Responden memprakirakan penjualan pada 3 dan 6 bulan ke depan tetap terjaga yang ditunjukkan oleh IEP bulan Mei 2025 tercatat sebesar 164 serta pada bulan Agustus 2025 tercatat sebesar 194, masih tetap terjaga atau berada di level optimis (IEP > 100).
"Terjaganya IEP pada level optimis mengindikasikan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Bali akan terus berlanjut, meski dibayangi oleh dinamika kebijakan persaingan perdagangan di tingkat global," ujar Erwin.