Bisnis.com, MATARAM – Elemen masyarakat Pulau Sumbawa melakukan aksi atau demo serentak pada Kamis (15/5/2025) menuntut menjadi provinsi sendiri berpisah dari Nusa Tenggara Barat (NTB).
Demo digelar di sejumlah titik, mulai dari Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa Barat yang merupakan pintu gerbang masuk ke Pulau Sumbawa. Massa terkonsentrasi di pertigaan Poto Tano ke arah Pelabuhan. Selain itu, demo juga dilakukan di Kantor Gubernur NTB, Kantor DPRD NTB di Kota Mataram.
Massa menargetkan untuk menutup Pelabuhan Poto Tano, akan tetapi mendapat penolakan dari banyak pihak seperti Organda, Gapasdap dan masyarakat lainnya. Sebelumnya General Manager ASDP Cabang Kayangan, Heru Wahyono menegaskan Pelabuhan tetap beroperasi.
"Secara operasional kami akan tetap buka, akan tetapi juga menyesuaikan dengan kondisi yang di luar," kata Heru.
Tuntutan untuk menjadi Provinsi sendiri sebenarnya sudah lama diajukan, akan tetapi realisasinya terkendala oleh kebijakan moratorium Daerah Otonomi Baru (DOB) yang diberlakukan pemerintah pusat, sehingga pengajuan pemekaran Provinsi maupun Kabupaten tidak diproses.
Sebagai Pulau terbesar di Provinsi NTB, Sumbawa memiliki kekayaan alam atau potensi yang cukup besar. Dari perjalanan Bisnis Indonesia saat jelajah di Pulau Sumbawa pada 2023 dan 2024, kekayaan alam terbesar antara lain tambang. Sumbawa sejak dulu dikenal sebagai daerah tambang, kegiatan pertambangan terkonsentrasi di Sumbawa Barat dengan hadirnya PT Newmont Nusa Tenggara, kemudian digantikan oleh PT Amman Mineral Internasional Tbk (Amman).
Baca Juga
Bahkan baru-baru ini Amman mengungkap total cadangan mineral di Fase 8 tambang Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, mencapai 460 juta ton.
Selain di Sumbawa Barat, potensi tambang juga ada di kawasan Onto, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu. Potensi tambang di kawasan ini sedang dieksplorasi oleh PT Sumbawa Timur Mining (STM) selaku pemegang Kontrak Karya (KK) pertambangan tembaga dan emas.
Awal 2022, PT STM mengumumkan hasil perkiraan terbaru potensi sumber daya tembaga dan emas Onto yang hingga Desember 2021, mencatat bahwa wilayah ini memiliki total potensi sumber daya mineral tertunjuk sebesar 1,1 miliar ton (Mt) dengan kadar 0,96 persen Cu (Tembaga) dan 0,58 g/t Au (Emas) dan total potensi sumber daya mineral Tereka sebesar 1,0 Mt dengan kadar 0,7 persen tembaga dan 0,4 g/t emas.
Perkiraan potensi sumber daya mineral Onto per Desember 2021 meningkat sebesar 0,4 Mt. Atau setara dengan peningkatan sebesar lebih 20 persen dibandingkan dengan per Desember 2019.