Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Aduan, Gubernur Bali Minta Pertamina Serius Investigasi BBM Oplosan

Gubernur Bali meminta pertamina serius menangani kerusakan kendaraan yang diduga akibat penggunaan Pertalite di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Pengendara kendaraan bermotor mengisi bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU Pertamina di Jakarta, Rabu (10/7/2024). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan mulai membatasi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) pada 17 Agustus 2024 - JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani.
Pengendara kendaraan bermotor mengisi bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU Pertamina di Jakarta, Rabu (10/7/2024). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan mulai membatasi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) pada 17 Agustus 2024 - JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani.

Bisnis.com, DENPASAR – Gubernur Bali Wayan Koster meminta pertamina serius menangani kerusakan kendaraan yang diduga akibat penggunaan Pertalite di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bali. 

Hingga saat ini, tercatat 84 kendaraan telah mengajukan komplain, dan 20 diantaranya telah menerima penggantian biaya perbaikan. Koster meminta Pertamina melakukan investigasi secara menyeluruh dan terukur.

"Riset dengan baik agar segera ditemukan masalahnya. Bandingkan pengguna dengan kasusnya. Kalau Pertalite bermasalah pasti sangat banyak yang kena. Tetap diantisipasi," jelas Koster dari keterangan resminya, Selasa (1/7/2025).

Koster menyebut walaupun jumlah kendaraan yang terdampak relatif kecil dibandingkan dengan total pengguna BBM jenis Pertalite, Pertamina harus tetap memastikan kualitas BBM yang beredar di Bali sesuai dengan standar. 

 "Yang terdampak dan bermasalah hanya sekian. Belum tentu bahan bakar. Karena kalau bahan bakar tentu sangat banyak yang kena," ujar Koster.

Sales Area Manager Retail Bali Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Endo Eko Satryo menjelaskan kronologi keluhan dimulai pada 14 Juni lalu, ketika sebuah bengkel di Gianyar mengunggah di media sosial tentang enam kendaraan yang mogok. Menanggapi hal ini, Pertamina langsung bergerak cepat.

"Kami langsung ke lokasi untuk mengambil sampel dan lainnya guna memastikan konsumen mendapatkan BBM yang proper," ujar Endo. 

Pengambilan sampel tidak hanya dilakukan di kendaraan konsumen, tetapi juga di SPBU dan depot Pertamina. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa kualitas Pertalite di SPBU dan depo telah memenuhi standar.

Meskipun demikian, Pertamina tidak tinggal diam terhadap konsumen yang terdampak. "Sampel di konsumen, kita masih investigasi karena semua sampel sudah kita ambil sekitar 50 sampel diperiksa detail di lab yang kompeten," tambah Endo. 

"Di konsumen yang terdampak kita tidak lepas tangan. Walaupun masih tahap investigasi, kita follow up untuk perbaikan ke kendaraan," tegasnya. 

Sebagai langkah antisipasi dan penanganan keluhan, Pertamina telah menyediakan layanan di 103 SPBU dan menjalin kerja sama dengan 31 bengkel di seluruh Bali.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper