Bisnis.com, DENPASAR – Korban banjir di Kota Mataram terus mendapatkan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu pemulihan pasca banjir besar pada Minggu (6/7/2025).
Bantuan yang masuk berada di bawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Bantuan datang dari berbagai pihak mulai dari masyarakat hingga perusahaan, seperti PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Cabang Lembar yang menyalurkan bantuan pada Kamis (10/7/2025) kemarin.
Bantuan yang diserahkan berupa kebutuhan esensial yang sangat mendesak bagi para korban banjir meliputi alat kebersihan untuk membantu sanitasi pascabanjir, bahan makanan guna memastikan kebutuhan gizi terpenuhi, kain sarung untuk memberikan kehangatan di tengah kondisi yang sulit, serta berbagai kebutuhan dasar lainnya yang krusial selama masa pemulihan
Perwakilan Pelindo, Kunto Wibisono menjelaskan penyaluran bantuan ini merupakan respon cepat PT Pelindo Lembar untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak parah oleh bencana dan juga untuk membantu tim penanggulangan bencana yang saat ini masih berjuang.
"Kami sangat prihatin dengan musibah banjir yang menimpa Kota Mataram. Bantuan ini adalah wujud empati dan komitmen kami untuk hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan. Sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan perusahaan, khususnya pada aspek tanggap darurat bencana dan kemanusiaan, kami berharap dukungan ini dapat sedikit meringankan beban dan mempercepat proses pemulihan bagi para korban." Jelas Kunto dikutip dari siaran pers, Jumat (11/7/2025).
Sebagai informasi, bencana banjir yang melanda Kota Mataram pada Minggu (6/7) lalu tercatat sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Curah hujan dengan intensitas sangat tinggi yang mengguyur selama hampir lima jam tanpa henti memicu luapan signifikan pada Sungai Ancar, Kali Unus, serta beberapa anak sungai lainnya.
Akibatnya, enam kecamatan di Kota Mataram terendam banjir parah, dengan ketinggian air di beberapa wilayah terdalam mencapai 2 hingga 2,5 meter. Kondisi ini tidak hanya merendam pemukiman, tetapi juga menyebabkan kerusakan serius pada fasilitas umum dan akses jalan, melumpuhkan sebagian besar aktivitas warga.
Menyikapi kondisi darurat ini, Pemerintah NTB telah secara resmi menetapkan status darurat bencana selama 14 hari terhitung sejak 6 Juli 2025. Fokus penanganan tanggap darurat saat ini adalah pada upaya evakuasi dan penyelamatan warga, distribusi bantuan logistik secara merata, serta percepatan pemulihan infrastruktur dasar dan layanan publik yang vital.