Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Outlook Ekonomi NTB : Pertumbuhan Tanah Sasambo Masih Bergantung ke Tambang

Sejak hadirnya tambang di Kabupaten Sumbawa Barat pada 1984, pertumbuhan ekonomi NTB sangat terpengaruh dari sektor tersebut.
Objek wisata alam di Nusa Tenggara Barat.
Objek wisata alam di Nusa Tenggara Barat.

Bisnis.com, DENPASAR – Ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih bergantung pada sektor pertambangan walaupun NTB memiliki struktur ekonomi yang lengkap seperti pertanian, industri pengolahan dan pariwisata.

Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede menjelaskan sejak hadirnya tambang di Kabupaten Sumbawa Barat pada 1984, pertumbuhan ekonomi NTB sangat terpengaruh dari sektor tersebut, jika sektor tambang mengalami penurunan kinerja seperti penundaan ekspor, maka akan pertumbuhan ekonomi NTB juga mengalami perlambatan.

Sektor pertambangan di NTB berkontribusi 22 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), nomor dua setelah sektor pertanian yang berkontribusi 25 persen. Walaupun lebih rendah dari sektor pertanian, namun secara kinerja, sektor pertambangan menunjukkan kinerja tertinggi dengan pertumbuhan mencapai 29 persen.

Hal itu juga terlihat dari daerah penyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi bagi NTB yakni Kabupaten Sumbawa Barat. “Jika dilihat sumber pertumbuhan ekonomi berdasarkan Kabupaten/Kota, dari 6,8% pertumbuhan ekonomi NTB pada 2022, 4,1 persen datang dari Kabupaten Sumbawa Barat, ini mengindikasikan ketergantungan NTB terhadap tambang masih tinggi. Dari sisi pengeluaran juga sama, kinerja ekspor NTB juga bergantung terhadap tambang,” jelas Josua dalam acara Diseminasi Perekonomian NTB, Rabu (25/10/2023).

Analisa Josua selaras dengan data yang Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, dimana ekspor tambang NTB mencapai 95% dari keseluruhan nilai ekspor. Ekspor non tambang seperti produk perikanan, pertanian, perhiasan tidak lebih dari 5%.

Untuk lepas dari ketergantungan terhadap tambang, Josua menyebut NTB harus mengoptimalkan sektor unggulan lainnya, seperti sektor sektor pariwisata yang bisa menumbuhkan lapangan usaha akomodasi, makanan dan minuman (akmamin), dan sektor manufaktur melalui hilirisasi yang sudah diprogramkan oleh pemerintah melalui pembangunan smelter maupun hilirisasi sektor lainnya.

Hilirisasi akan membuka lapangan kerja yang luas dan mendorong investasi masuk ke NTB, jika hilirisasi tambang di smelter yang sedang dibangun pemerintah berjalan, akan berdampak luas terhadap sektor lain seperti pariwisata, karena pengoperasian smelter juga mendatangkan tenaga kerja dari luar NTB, bahkan tenaga kerja asing, para tenaga kerja tersebut tentu tidak akan bekerja namun juga berwisata di NTB ketika libur.

Selain itu NTB juga berpotensi dalam industrialisasi sektor pangan, dengan mengoptimalkan pengolahan ikan, hasil laut, pengolahan pakan, pengolahan pupuk organik, pengolahan kayu hasil hutan, industri kreatif hingga industri busana muslim.

Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti menjelaskan usaha hilirisasi berbagai sektor unggulan NTB telah dimulai sejak lima tahun lalu, menurutnya hilirisasi bertujuan untuk kemandirian NTB dengan produk pangan hingga tidak digempur dengan produk luar.

Nuryanti menyebut pengembangan NTB kedepan tidak bisa boleh hanya sektor pariwisata tanpa didukung oleh ketersediaan pendukung pariwisata seperti pangan, dan produk pendukung lainnya. Jika hanya sektor pariwisata dijadikan target sebagai diversifikasi ekonomi NTB untuk melepas ketergantungan dari tambang, maka ketika pariwisata hidup NTB akan digempur oleh produk luar.

“Fokus NTB untuk industrialisasi tanpa mengesampingkan pariwisata, artinya industrialisasi kita dorong tumbuh, di sisi lain industri pariwisata menjadi pasar yang harus diciptakan. Industri pariwisata saling melengkapi dengan industri manufaktur,” ujar Nuryanti. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper