Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi NTB Terkontraksi -1,47% pada Kuartal I/2025, Ini Penyebabnya

Kontraksi ekonomi NTB terjadi di sektor pertambangan, tetapi tertahan oleh konsumsi rumah tangga serta belanja pemerintah saat Ramadan dan Idulfitri.
Objek wisata alam di Nusa Tenggara Barat.
Objek wisata alam di Nusa Tenggara Barat.

Bisnis.com, MATARAM — Pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada kuartal I/2025 mengalami kontraksi -1,47% (YoY).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Berry Arifsyah Harahap menjelaskan kontraksi terjadi seiring berlanjutnya perlambatan kinerja ekspor setelah berakhirnya relaksasi ekspor konsentrat, di tengah commissioning test smelter yang baru mencapai kapasitas produksi 48%.

Meskipun demikian, kontraksi lebih dalam tertahan oleh akselerasi kinerja konsumsi rumah tangga dan tetap baiknya pertumbuhan konsumsi pemerintah seiring momentum Ramadan dan pencairan THR menjelang hari raya Idulfitri.

Secara sektoral, kontraksi ekonomi NTB diakibatkan oleh kontraksi yang lebih dalam pada lapangan usaha pertambangan seiring volume produksi pertambangan fase 8 yang cenderung terbatas.

"Di sisi lain, ekonomi non-tambang NTB tercatat tetap tumbuh meningkat sebesar 5,57% [year on year/YoY] yang ditopang oleh akselerasi kinerja lapangan usaha pertanian seiring dengan telah masuknya masa panen padi," jelas Berry kepada media, Rabu (7/5/2025).

Erwin mendorong penggunaan dan perluasan bibit unggul, kemudian Mendorong penerapan teknologi pertanian guna meningkatkan efisiensi, Penguatan kelembagaan dan SDM.

Bank Indonesia juga mendorong investasi untuk Penyerapan Produk Pertanian: Industri Makanan & Minuman dengan cara mendorong kerjasama antara investor, industri, dan petani melalui skema investasi kolektif, kemudian business-matching pelaku usaha dan investor, pemberdayaan dan peningkatan kapasitas petani dalam membuat produk olahan pertanian.

Selain sektor pertanian, pemerintah juga didorong untuk menggenjot investasi di sektor potensial seperti pariwisata. BI merekomendasikan penyediaan insentif dan kebijakan pro-investasi di KEK Mandalika. Kemudian Mendorong aksesibilitas intra/antar wilayah NTB khususnya untuk menghubungkan sektor pariwisata dan sentra UMKM.

Kemudian pemerintah harus melakukan pendampingan dan peningkatan kapasitas termasuk sertifikasi untuk pasar ekspor, kemudian fasilitasi akses ke pembiayaan yang mudah dan business-matching pelaku usaha dan pasar potensial dalam negeri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper