Bisnis.com, DENPASAR — Penyaluran kredit perbankan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada kuartal I/2025 mencapai Rp105,42 triliun, tumbuh 12,47% dibandingkan periode yang sama pada 2024.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Berry Arifsyah Harahap menjelaskan jika dilihat berdasarkan lokasi bank, realisasi kredit di NTB pada kuartal I/2025 sejumlah Rp71,47 Triliun atau tumbuh 7,97% (YoY).
Jika dilihat berdasarkan penggunaannya, pertumbuhan kredit terutama didorong oleh akselerasi pertumbuhan kredit investasi dan tetap baiknya kinerja kredit konsumsi.
“Pertumbuhan kredit berdasarkan lokasi proyek yang tinggi didukung oleh NPL yang masih terjaga di bawah ambang batas sebesar 1,63%,” jelas Berry dikutip Kamis (8/5/2025).
Sedangkan serapan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh Perbankan sejumlah Rp45,26 triliun atau tumbuh lebih lambat 1,34% (YoY). Adapun perlambatan bersumber dari DPK Pemerintah dan DPK Korporasi yang terkontraksi.
Sementara itu, DPK Rumah Tangga tercatat tumbuh tinggi sebesar 12,94% (YoY) dan terakselerasi. Sedangkan aset perbankan di NTB tumbuh 8,16%, dengan nominal Rp85,32 triliun hingga kuartal I/2025.
Baca Juga
Sedangkan aliran kas pada kuartal I/2025 tercatat mengalami net-outflow sebesar Rp220 miliar. Adapun, net outflow yang terjadi pada kuartal I/2025 sedikit berbeda dengan 4 tahun sebelumnya seiring berlangsungnya HBKN Ramadhan yang lebih awal Maret 2025, sehingga berdampak pada penarikan uang yang lebih tinggi.
Transaksi RTGS dan SKNBI juga menunjukkan pola yang sama, dimana keduanya tumbuh lebih baik. Sejalan dengan itu, nominal transaksi BI FAST juga tercatat terus meningkat sejak tahun 2022 di tengah pertumbuhannya yang melambat.
Lebih lanjut, pengguna kartu APMK & UE di NTB terus meningkat, masing-masing tumbuh 12,44% dan 27,76% (YoY). Adapun QRIS hingga Maret 2025 mencatatkan sebanyak 485.000 pengguna dan 363.000 merchant. Sementara volume transaksi meningkat signifikan sebesar 6,42 juta.