Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelajah Ekonomi Hijau : Menjelajah Pesona Kota Tua Ampenan

Kota Tua Ampenan menjadi saksi perkembangan Pulau Lombok sejak zaman kerajaan, penjajahan Belanda hingga kemerdekaan Indonesia.
Kota Tua Ampenan./Bisnis-Harian Noris S.
Kota Tua Ampenan./Bisnis-Harian Noris S.

Bisnis.com, MATARAM – Kota Tua Ampenan menjadi saksi perkembangan Pulau Lombok sejak zaman kerajaan, penjajahan Belanda hingga kemerdekaan Indonesia. Sisa sejarah tersebut masih terlihat dari bangunan tua di sepanjang jalan Ampenan hingga Pelabuhan.

Tim Jelajah Ekonomi Hijau berkesempatan mengunjungi Kota Tua Ampenan yang kini masuk dalam wilayah administratif Kota Madya Mataram. Tim Jelajah mendatangi Pelabuhan Ampenan yang dulunya merupakan pusat perdagangan lintas nusantara dan juga internasional.

Sejak abad 19 Ampenan telah menjadi pusat perdagangan yang ramai. Pada masa lalu, Ampenan merupakan pusat kota Lombok yaitu ketika Pemerintah Hindia Belanda menunjuknya sebagai Afdeeling atau wilayah administrasi setingkat kabupaten berdasarkan Staatsblad nomor 181 tahun 1895 tertanggal 31 Agustus 1895. Melalui peraturan itu pihak kolonial menjadikan Pulau Lombok sebagai bagian dari Karesidenan Bali dengan Ampenan sebagai pusat kegiatan jasa dan perdagangan.

Sebagai sebuah pusat bisnis, pihak Hindia Belanda melengkapi Ampenan dengan kantor bank, bioskop, pasar, rumah ibadah, kantor dagang, permukiman kelas menengah dan rumah-rumah pejabat Belanda. Ciri khas bangunan-bangunan kolonial di Ampenan adalah dindingnya yang sangat tebal.

Jejak emas Ampenan sebagai kota niaga dan bisnis di masa lalu terlihat dari heterogenitas masyarakat yang mendiami Ampenan hingga saat ini, beragam suku di Nusantara dan membentuk komunitas sendiri seperti Kampung Jawa, Kampung Tionghoa, Kampung Bugis, Kampung Melayu, Kampung Banjar, Kampung Bajo, Kampung Arab, dan Kampung Bali. Kawasan Ampenan juga banyak terdapat bangunan peninggalan penjajahan Hindia Belanda berusia lebih dari seabad. Karena keragaman tersebut Ampenan dijuluki sebagai miniature Nusantara.

Ex Pelabuhan Ampenan kini menjadi pusat wisata dan kuliner masyarakat Lombok, khususnya warga Kota Mataram. Di pinggir pantai berjejer stan kuliner yang menawarkan berbagai menu mulai dari ikan bakar, ayam bakar, sate bulayak hingga makanan ringan yang bisa dinikmati semua kalangan. Berubahnya Ampenan menjadi pusat wisata membawa berkah bagi warga Ampenan.

Salah satu pedagang kuliner di pantai Ampenan, Ibu Eny menjelaskan membuka usaha sejak 2007 dan masih eksis hingga saat ini walaupun sempat sepi saat pandemi Covid-19. “Saat pandemi usaha kami sepi sekali, beruntung geliat wisata Ampenan hidup lagi setelah pandemi,” jelas Eny.

Waktu paling tepat berkunjung ke Ampenan yakni saat sore hari menjelang sunset, pengunjung bisa duduk di pinggir pantai, menikmati kuliner sambil menikmati sunset. Bagi yang muslim, usai menikmati sunset bisa salat di masjid yang ada di wilayah pantai di tengah perkampungan.

Konten ini merupakan bagian pemberitaan dari program Jelajah Ekonomi Hijau NTB, perjalanan jurnalistik Bisnis Indonesia Perwakilan Bali Nusra yang didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), PT ASDP Indonesia Ferry, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bluebird Group, dan XL Axiata. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper