Bisnis.com, DENPASAR - Kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Penglipuran, Kabupaten Bangli berpotensi meningkat drastis selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.
Manager Desa Wisata Penglipuran I Wayan Sumiarsa menjelaskan jika melihat tren kunjungan di periode Nataru 2023 yang mencapai 7.000 hingga 9.000 kunjungan per hari, trend tersebut diprediksi bakal terulang di periode Nataru 2024.
Bahkan kunjungan bisa lebih tinggi karena tren peningkatan sudah terjadi sejak awal 2025, dimana rata-rata kunjungan per hari 3.000 wisatawan per hari, sedangkan di 2023 rata-rata kunjungan per hari 2.500 wisatawan per hari.
Desa Penglipuran menargetkan 1 juta kunjungan di 2024, hingga awal Desember 2024, jumlah kunjungan sudah mencapai 900.000 lebih wisatawan. Sebenarnya target dari Pemkab tersebut menurut Sumiarsa terlalu tinggi, karena kapasitas maksimal Desa Penglipuran hanya 2.000 wisatawan per hari.
Jika dibandingkan dengan 2019 atau sebelum pandemi, tingkat kunjungan saat ini sudah melampaui 2019, yang 700.000 kunjungan per tahun. Pengelola Penglipuran sudah melakukan langkah antisipasi menyambut wisatawan Nataru.
"Kami sudah melakukan langkah antisipasi dengan membangun fasilitas baru. Saat Nataru kami juga menampilkan atraksi di hutan bambu yakni pada 28 Desember 2024 dan 1 Januari 2024," jelas Sumiarsa dikutip Senin (23/12/2024).
Baca Juga
Kantong parkir kendaraan juga disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan kunjungan selama Nataru. Pengelola juga menyiapkan pembayaran tiket digital untuk memudahkan wisatawan yang tidak membawa uang tunai.
Menurut Sumiarsa, meningkatnya kunjungan ke Penglipuran dampak positif dari penghargaan UNWTO yang menobatkan Penglipuran sebagai desa wisata terbaik. Desa wisata ini juga dikenal sebagai desa wisata terbersih, kebersihan desa ini sudah dijaga secara turun temurun, bahkan pemilahan sampah sudah dilakukan sejak lama dan menjadi kearifan lokal masyarakat Penglipuran.
Wahana baru yang bisa dinikmati wisatawan di Desa Penglipuran yakni jembatan di hutan Bambu yang baru di bangun oleh pengelola. Dari jembatan tersebut, wisatawan bisa menikmati kesejukan hutan bambu. Menurut Sumiarsa hutan bambu seluas 45 hektare akan terus dilestarikan, karena menjadi icon Desa Penglipuran sejak dulu.