Bisnis.com, DENPASAR - Setelah berlakunya aturan penjualan subsidi hanya boleh di pangkalan resmi, banyak warga Kota Denpasar mengeluhkan kesulitan mendapat gas LPG 3 kg subsidi.
Untuk membeli di pangkalan, warga harus mengantri panjang dan sering tidak mendapatkan gas karena kehabisan. Seperti yang dialami oleh salah satu warga Denpasar Barat, Agus Widodo yang mengaku belum mendapatkan LPG 3 Kg, padahal sudah berkeliling ke sejumlah pangkalan, tetapi selalu kehabisan.
Agus mengaku setelah pengecer dilarang menjual gas LPG 3 kg, gas seperti langka, stoknya terbatas di pangkalan dan harus mengantre sejak pagi. "Saya sudah mendatangi 6 toko, selalu habis, sejak pagi saya keliling," jelas Agus kepada media, Senin (3/1/2024).
Agus meminta meminta pemerintah mengkaji kembali kebijakan penjualan LPG hanya di pangkalan resmi, karena sangat menyulitkan masyarakat.
Menurutnya masyarakat tidak mempermasalahkan soal harga, jika harus membeli di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), Agus menyebut dirinya akan membeli yang penting barang tersebut selalu tersedia.
Selama ini di pengecer, menurut pantauan Bisnis harga LPG 3 kg berkisar Rp21.000 - Rp23.000. Lebih mahal dari harga di pangkalan Rp18.000, yang sesuai HET.
Setelah aturan baru berlaku, para pengecer di Denpasar tidak lagi menjual LPG 3 kg, imbasnya konsumen menyerbu pangkalan. Bahkan banyak pangkalan yang sudah memasang pengumuman stok LPG 3 kg habis.
Salah satu pengelola pangkalan di Denpasar Suarmana menjelaskan sejak pagi warga sudah mengantri untuk mendapatkan gas LPG 3 kg. Padahal mobil penyuplai gas baru sampai di pangkalan pukul 11.00 Wita, hal ini menyebabkan antrian panjang di pangkalan.
Ketika stok LPG datang, hanya dalam waktu 15 menit sudah habis oleh warga yang sudah menunggu sejak pagi. Pengelola pangkalan meminta pemerintah menambah stok LPG 3 kg di pangkalan, agar bisa melayani masyarakat secara optimal, karena LPG 3 kg merupakan kebutuhan dasar rumah tangga.
"Banyak warga yang tidak dapat LPG 3 kg, karena banyaknya antrian di pangkalan kami. Harapan kami agar stok ditambah, apalagi pangkalan kami berada di pusat permukiman, banyak warga disini, kami tidak pernah melayani warung, hanya konsumen saja," ujar Suarmana.