Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Pekerja Migran NTB Perlu Investasikan Uang ke Sektor Produktif

Pekerja Migran Indonesia asal NTB dirasa perlu investasikan uang ke sektor produktif.
Ilustrasi keberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) /Istimewa
Ilustrasi keberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) /Istimewa

Bisnis.com, DENPASAR – Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Nusa Tenggara Barat telah secara rutin mengirim sebagian penghasilan atau gaji mereka ke keluarga mereka yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Jika melihat catatan Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2024 saja remitansi yang masuk ke NTB mencapai Rp223,13 miliar, yang dikirim dari berbagai negara penempatan seperti  Saudi  Arabia, Qatar, Malaysia, Singapura hingga Jepang.

Jumlah tersebut cukup besar dan memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, karena uang tersebut dibelanjakan di NTB oleh keluarga pekerja migran.

NTB merupakan salah satu daerah yang warganya banyak bekerja di luar negeri, mereka secara rutin mengirim uang atau gaji mereka untuk keluarga di NTB.

Menurut data Pemprov NTB, hingga 2024 jumlah PMI asal NTB di luar negeri mencapai 589.023 orang yang tersebar di berbagai negara dan dengan profesi yang beragam.

Akan tetapi, besarnya uang pekerja migran yang masuk belum semua terkelola dengan baik, sebagian besar masih digunakan untuk kebutuhan konsumtif seperti makan, kebutuhan Pendidikan dan lainnya.

Belum semua pekerja migran bisa mengarahkan penghasilan mereka ke sektor produktif seperti membuka  usaha.

Pengamat Ekonomi Universitas Mataram, Firmansyah menjelaskan besarnya remitansi yang masuk dari PMI memang memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi NTB,  karena uang tersebut dibelanjakan langsung di NTB.

Akan tetapi dengan kondisi global yang sedang tidak menentu, para pekerja migran perlu mengalokasikan penghasilannya ke sektor produktif.

“Hasil mereka di luar negeri diarahkan untuk membeli tanah. Walaupun agak jauh misalnya di Pulau Sumbawa yang lahannya masih luas dan murah, bisa digunakan pihak ketiga untuk kelola. Bila ada uang lebih saat ini, asetnya perlu dipecah, sebagian ke tanah untuk usaha produktif, sebagian diinvestasikan dengan membeli emas, baru sisanya untuk konsumsi,” jelas Firmansyah saat dikonfirmasi Bisnis, Kamis (6/3/2025).

Selain membeli aset, Firmansyah menyebut pekerja migran perlu dibekali manajemen usaha yang baik, karena tidak selamanya mereka akan menjadi pekerja migran, di usia yang sudah lanjut, biasanya pekerja migran memilih pulang ke NTB.

Jika sudah memiliki usaha saat pulang, akan lebih mudah bagi pekerja migran untuk melanjutkan hidup di tanah air tanpa harus khawatir dengan penghasilan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper