Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov NTB Bakal Lakukan Intervensi Harga Komoditas Jelang Lebaran

Beberapa komoditas pangan utama cenderung mengalami peningkatan pada Ramadan, antara lain bawang merah, daging ayam, telur ayam, dan gula.
Peternak memberi pakan pada ayam ras petelur di Serpong, Tangerang Selatan. Bisnis/Himawan L Nugraha
Peternak memberi pakan pada ayam ras petelur di Serpong, Tangerang Selatan. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bakal melakukan intervensi untuk mengendalikan harga komoditas penting menjelang lebaran agar masyarakat bisa memperoleh komoditas dengan harga terjangkau. 

Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal menjelaskan subsidi terhadap harga pangan sangat penting agar inflasi tetap terkendali. Menurutnya semua dunia melakukan subsidi pangan karena ketahanan pangan atau food security sangat penting bagi kedaulatan negara. Iqbal menyebut akan mengalokasikan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk melakukan subsidi harga pangan. 

“Ini adalah aspek yang sangat penting, kalau negara maju saja berani mensubsidi, petaninya juga mendapat subsidi kebutuhan pangannya. Saya tidak masalah untuk mengalokasi anggaran untuk mengintervensi, dengan syarat memiliki data yang akurat, sehingga kita bisa mengambil keputusan, kemana arah intervensi akan kita lakukan. Setiap sen yang kita keluarkan untuk intervensi betul - betul memiliki dampak, baik itu kepada petani dan konsumen,” jelas Lalu Iqbal dikutip dari keterangan resminya, Minggu (9/3/2025). 

Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry A Harahap menjelaskan NTB pada Februari 2025 kembali mengalami deflasi sebesar -0,60% (mtm), menurun dibandingkan deflasi bulan sebelumnya (-0,55% mtm). Realisasi tersebut menyebabkan inflasi Provinsi NTB secara tahunan di angka -0,01% (YoY). 

Beberapa komoditas pangan utama cenderung mengalami peningkatan pada Ramadan, antara lain bawang merah, daging ayam, telur ayam, dan gula. Di sisi lain, inflasi komoditas beras cenderung menurun sejalan dengan berlangsungnya panen padi subround  I (satu). Selain itu, harga aneka cabai yang umumnya di awal tahun meningkat tinggi, tekanannya berangsur turun seiring curah hujan tinggi yang mulai berkurang di Maret-April.

Beberapa rekomendasi yang diberikan BI NTB sebagai tinda untuk menjaga kestabilan harga pangan antara lain melanjutkan pelaksanaan Operasi Pasar Murah (OPM) yang difokuskan di wilayah Kota Mataram dan Kabupaten Sumbawa yang memiliki bobot inflasi terbesar, serta pasar-pasar utama perhitungan inflasi. 

"Ditemukannya disparitas harga yang signifikan, yakni pada harga cabai rawit sehingga dibutuhkan strategi yang tepat untuk mengkomunikasikan harga komoditas per pasar kepada masyarakat. Kemudian perlu optimalisasi data neraca pangan melalui kolaborasi antara BI NTB dengan Dinas Ketahanan Pangan, melalui data tersebut, Pemda diharapkan dapat mengoptimalkan Kerjasama Antar Daerah (KAD) intra wilayah, guna menanggulangi wilayah yang mengalami defisit komoditas tertentu," ujar Berry.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper