Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badan Riset Buleleng Mulai Pengembangan Komoditas Kopi

Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Buleleng bersama perguruan tinggi menyusun roadmap pengembangan komoditas kopi.
Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Buleleng bersama perguruan tinggi menyusun roadmap pengembangan komoditas kopi Bali / Bisnis-Abdurachman
Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Buleleng bersama perguruan tinggi menyusun roadmap pengembangan komoditas kopi Bali / Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, SINGARAJA – Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Buleleng bersama perguruan tinggi menyusun roadmap pengembangan komoditas kopi sebagai upaya optimalisasi pengelolaan potensi perkebunan kopi Bali

Ketua Tim Pelaksana, I Wayan Rideng, mengatakan pengembangan jenis kopi arabika dan robusta menjadi fokus BRIDA, karena terdapat kesenjangan besar antara potensi yang dimiliki Buleleng dengan nilai tambah yang dirasakan oleh sebagian petani di lapangan.

Menurutnya, Kopi Bali, terutama yang telah memiliki branding seperti Kintamani, telah diakui kualitasnya dan bahkan menduduki peringkat kedua secara nasional setelah Kopi Gayo dari Aceh.

Sayangnya, kopi milik petani di Buleleng banyak yang belum memiliki identitas kuat sehingga tak mampu bersaing di pasar.

"Kami menemukan bahwa hasil kopi dari Buleleng justru dinikmati oleh pihak lain. Beberapa pelaku usaha menggunakan kopi Buleleng tetapi memasarkan dengan merek dari daerah lain. Petani kita hanya mendapatkan ampasnya tidak memperoleh keuntungan maksimal. Hal ini membuat petani menjadi lesu dan kehilangan semangat," kata Rideng dikutip dari siaran pers, Kamis (22/5/2025).

Berdasarkan data, luas area perkebunan kopi di Buleleng mencapai 2.854 hektar untuk jenis Arabika dan 10.272 hektar untuk Robusta.

Namun, masih terdapat 700,98 hektar lahan yang belum menghasilkan atau menunjukkan potensi besar yang belum tergarap maksimal.

Rideng menambahkan, Brida Kabupaten Buleleng menggandeng tim akademisi untuk menyusun peta jalan (roadmap) dan program aksi konkret guna memberdayakan petani kopi Bali.

Tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan produksi dan kualitas, tetapi juga memperkuat daya saing dan nilai jual kopi lokal sebagai produk unggulan daerah.

Langkah ini diharapkan mampu menggairahkan kembali sektor perkebunan kopi di Buleleng dan membawa kesejahteraan yang lebih adil bagi para petani.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Buleleng menempati peringkat kedua produksi kopi Arabika di Bali pada 2024 dengan volume produksi sebesar 992 ton.

Peringkat pertama di tempat Bangli dengan volume produksi 2.164 ton, kemudian produsen kopi Arabika nomor tiga adalah Badung dengan 520 ton.

Sedangkan untuk kopi Robusta, Buleleng merupakan produsen terbesar dengan mencapai 4.855 ton produksi pada 2024, kemudian disusul Tabanan sebesar 4.479 ton, Jembrana 271 ton, Badung 116 ton, Karangasem 107 ton. Sedangkan Kabupaten lainnya di bawah 50 ton. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper