Bisnis.com, DENPASAR – Pasca momen Idul Adha yang jatuh pada tanggal enam Juni lalu, beredar isu kelangkaan LPG di Kota Mataram dan sekitarnya. Kelangkaan ini menyebabkan masyarakat kesulitan memperoleh LPG bersubsidi 3 kg.
Menanggapi kondisi ini, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus melalui Sales Area Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk klaster Kota Mataram telah melakukan pengecekan lapangan termasuk agen dan pangkalan setempat.
Stok di pangkalan untuk Kota Mataram dan sekitarnya masih aman namun pada umumnya sampai hari ini serapan masih tinggi, barang lebih cepat habis di pangkalan dibanding kondisi biasanya.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi menjelaskan konsumsi LPG di Kota Mataram dan sekitarnya memang sedang tinggi sejak libur Iduladha, kemudian diikuti oleh banyaknya pesta pernikahan yang berlangsung pada pekan ini juga turut mendorong naiknya konsumsi LPG 3 kg.
"Sepekan setelah perayaan Idul Adha, permintaan LPG masih tinggi di Kota Mataram dan sekitarnya. Pertamina sudah melakukan pengecekan dan dari hasil penelusuran, ditemukan lonjakan konsumsi LPG 3 kg di Kota Mataram dan sekitarnya ditengarai tingginya penggunaan LPG 3 kg saat momen Idul Adha pekan lalu yang bersamaan dengan libur panjang sehingga banyaknya wisatawan yang beraktifitas di Lombok. Sejak pekan lalu hingga pekan ini juga sedang banyak hajatan (pernikahan), kondisi ini kemudian menyebabkan masyarakat panic buying sehingga menimbulkan isu kelangkaan LPG 3 kg," jelas Ahad dari siaran pers, Rabu (11/6/2025).
Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus melalui Sales Area NTB telah melaksanakan penyaluran fakultatif sebagai antisipasi permintaan yang tinggi untuk LPG 3 kg.
Baca Juga
Penyaluran fakultatif yang diberikan hingga 98% dari rata-rata penyaluran harian, dengan total lebih dari 20.000 tabung.
Penyaluran fakultatif sebagai tambahan penyaluran pada hari-hari tertentu salah satunya Idul Adha ini telah dilaksanakan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah setempat, jumlah yang diberikan juga sesuai dengan estimasi kebutuhan.
Ahad menjelaskan kondisi pembelian LPG 3 kg dengan rangkaian perayaan hingga saat ini terjadi dalam jumlah cukup banyak diatas kebutuhan normal rumah tangga, sementara pembelian oleh pengecer dibatasi oleh pangkalan sesuai aturan yakni 10% dari alokasi pangkalan.
Di sisi lain pangkalan lebih mendahulukan pembelian ke konsumen langsung dibandingkan kepada pengecer.
“Atas kondisi ini, kami telah menambahkan alternatif dengan rencana penyaluran ekstra dropping. Agar situasi tetap kondusif, kami himbau kepada masyarakat untuk dapat melakukan pembelian sesuai peruntukan karena nyatanya masih banyak terdapat penggunaan LPG 3 kg yang tidak tepat sasaran di konsumen pengguna seperti "Horeka" dan peternakan. Koordinasi lintas sektor sangat dibutuhkan sebagai upaya penyaluran LPG bersubsidi 3 kg agar tepat sasaran," ujar Ahad.