Bisnis.com, DENPASAR -- Denpasar mulai mendorong berkembangnya kampung hijau untuk meningkatkan lingkungan bersih yang akan mempengaruhi kunjungan wisata ke kota tersebut.
Adapun sejak Januari 2018 hingga Agustus 2018, jumlah kunjungan wisman ke Bali telah mencapai 4,091 juta (ytd).
Tahun ini, Bali sendiri ditarget mendatangkan 6,5 juta wisman lebih tinggi 13% dari tahun lalu yang realisasinya 5,6 juta wisman.
Saat ini rata-rata kunjungan wisman di Bali setiap bulannya adalah sebanya 600.000 wisman. Jika Bali bisa mempertahankan ini maka target hingga akhir 2018 bisa tercapai.
Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan secara bertahap kampung hijau akan terus bertumbuh di wilayahnya. Sebagai permulaan, Desa Panjer dan Sesetan menjadi pionir dalam rencana tersebut.
Adapun, Panjer mengembangkan kampung hijau lewat pemukiman yang ada di Tukad Yeh Aye. Kampung hijau di Desa Panjer ini baru saja diresmikan pada Senin (23/10/2018).
Baca Juga
Kampung hijau tersebut diwujudkan dalam banyaknya tanaman hijau di sepanjang jalan dan sungai yang bersih dari sampah. Selain itu, infrastruktur jalan juga telah diperbaiki sedemikian rupa sehingga nyaman dilalui.
Kata dia, selain Panjer, desa lain yang juga sedang membentuk kampung hijau adalah Sesetan. Bahkan, desa tersebut telah memprogramkan kampung hijau sejak Agustus 2018.
Walaupun mulai banyak muncul kampung hijau di Denpasar, dia belum berani meberikan target. Menurutnya, kampung hijau ini akan menjadi program berkelanjutan yang dilakukan secara bertahap.
"Melaksanakan hal ini sudah menjadi bagian dari karakter kota ke depannya, ini akan menjadi program berkelanjutan," katanya, Selasa (23/10/2018).
Kata dia, Denpasar juga mendorong pemberdayaan lingkungan lewat revitalisasi sungai seperti Tukad Badung dan Tukad Bindu.
Tukad Badung merupakan aliran sungai yang berada di antara dua pasar besar di Bali yakni Pasar Badung dan Pasar Kumbasari.
Sebelumnya, aliran air Tukad Badung kerap kali dipenuhi sampah dan tidak tertata. Saat ini, sungai tersebut telah direvitalisasi menjadi kawasan yang menarik untuk dijadikan tempat wisata keluarga.
Selain itu, sungai lain yang juga direvitalisasi yakni Tukad Bindu. Di sana selain sungai yang direvitalisasi, juga disediakan Permainan anak tradisional, kuliner tradisional Bali, Kopi Bindu, taman anggrek, hingga pengelolaan budidaya ikan lele dengan aquaponik.
Kawasan itu pun menjadi community based untuk membentuk kemandirian masyarakat dan akselerasi pembangunan.
"Contohnya Tukad Bindu yang bisa diberdayakan dan saat ini sudah berjalan, seperti yang saya katakan tadi, ini erat juga dengan kunjungan wisata kita," katanya.
Direktur Perbenihan Tanaman Hutan (PTH) Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Mintarjo mengatakan langkah Denpasar untuk menghijaukan pemukiman dan kotanya merupakan cara tepat dalam meningkatkan kunjungan pariwisata.
Rencana Denpasar ini pun dinilai bersinergi dengan program pemerintah pusat dalam membentuk kampung iklim yang mendorong masyarakat untuk sadar dalam mengendalikan perubahan iklim lewat kepedulian pada lingkungan.
"Ini inisiasi yang bagus dilakukan dan telah secara nyata terlihat bagus dan akan terus menerus di dorong secara pasti untuk menciptakan lingkungan yang sejuk dan nyaman," katanya.