Bisnis.com, DENPASAR - Pemerintah menargetkan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi sentra hilirisasi pangan untuk memberi nilai tambah dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
Pulau Sumbawa yang terdiri dari 5 kabupaten/kota diketahui sebagai penghasil komoditas penting seperti jagung, padi, bawang merah hingga sapi.
Mayoritas komoditas tersebut dikirim ke luar daerah dalam keadaan mentah, belum diolah. Seperti sapi banyak dikirim ke Jakarta dan Surabaya. Begitu juga jagung untuk kebutuhan industri pakan banyak dikirim ke Kota Pahlawan.
Pemerintah ingin Sumbawa tidak hanya mengirim komoditas mentah yang harganya murah.
Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, menjelaskan Sumbawa bisa menjadi tempat untuk membangun pabrik sosis yang merupakan produk turunan dari daging sapi dan ayam.
"Karena kita punya semuanya. Hal ini sesuai dengan cita-cita besar Presiden Republik Indonesia untuk swasembada pangan dan mampu mengolah sendiri. Jika lompatan ini bisa kita lakukan, maka kita bisa bayangkan lompatan harga hasil produksi bisa 10 kali lipat jika sudah dalam bentuk jadi," kata Amran dari keterangan pers, Senin (21/4/2025).
Baca Juga
Mentan juga menerima keluhan dari petani terkait harga jagung dan gabah yang tidak sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp5.500 per kg, namun harga jagung saat ini di lapangan sebesar Rp3.700 per kg.
Sedangkan untuk gabah sebesar Rp6.500 per kg, namun harga di lapangan sebesar Rp5.900 per kg.
Amran meminta Bulog NTB untuk menyerap hasil panen sesuai harga yang telah ditetapkan pemerintah.
Selain itu Mentan juga meminta Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk menyiapkan gudang penyimpanan hasil panen petani. Pasalnya, penyebab terjadinya harga tidak sesuai di lapangan akibat gudang yang dimiliki Bulog penuh.
"Saya minta Bupati, siapkan gudang, nanti negara yang bayar sewanya. Bulog, Babinsa, PPL juga saya minta awasi harga pembelian di tingkat petani. Mulai hari ini tidak ada lagi pembelian hasil panen petani yang tidak sesuai standar harga yang telah ditetapkan pemerintah," tutur Amran.
Sedangkan untuk peningkatan produksi, Mentan akan melakukan program pompanisasi. Hal ini dinilai biaya lebih murah namun lompatan produksinya cukup signifikan karena bisa melakukan tiga kali tanam. Targetnya 2.000 pompa selesai dalam 2 tahun dengan estimasi biaya Rp80 miliar.